NASIONAL

BNPB: Ada 59 Bencana dalam Sepekan, Terbanyak Karhutla

Dari seluruh kejadian bencana ini didominasi oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan 43 kejadian atau 73 persen.

AUTHOR / Astri Yuanasari

Bencana
Tim gabungan lakukan pemadaman Karhutla di Jalan Bengaris 11 Palangka Raya, Kalimantan Tengah (11/6/2023). (Foto: ANTARA/BPBD Palangka Raya)

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, dalam sepekan ini terdapat 59 kejadian bencana di seluruh Indonesia.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, dari seluruh kejadian bencana ini didominasi oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan 43 kejadian atau 73 persen.

Namun, kata Abdul, masih ada juga bencana hidrometeorologi yang terjadi di beberapa wilayah.

"Kemudian masih ada banjir karena bagian Utara dari negara kita yang di atas, di utara ekuator, itu masih menerima akumulatif dari awan hujan yang mengakibatkan hujan turun dengan intensitas cukup tinggi, khususnya di Sumatera bagian utara, puting beliung, kekeringan masih dominan," kata Abdul dalam acara Disaster Briefing, Senin (11/9/2023).

Abdul menjelaskan, selain 43 kejadian Karhutla, secara rinci BNPB mencatat ada tujuh kejadian banjir, lima kejadian kekeringan, dua kejadian tanah longsor, serta cuaca ekstrem dan gempa bumi yang masing-masing satu kejadian.

Baca juga:

- Pemerintah Lamban Mengatasi Karhutla?

- Angka Kasus Karhutla 2023 Meningkat, BNPB Perkirakan 2024 Lebih Parah

Dikatakannya, untuk bencana kekeringan, merupakan lanjutan dari dua sampai tiga bulan terakhir, seperti di Pulau Jawa yang mengalami hari tanpa hujan sudah lebih dari 60 hari.

"Jadi ada kabupaten/kota yang menyampaikan bahwa mereka sudah tidak ada hujan lebih dari dua setengah sampai 3 bulan. Jadi ini juga mengakibatkan ada kesulitan air bersih yang dialami oleh masyarakat," imbuhnya.

Ulah Manusia

Sementara itu, jumlah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun ini diperkirakan sama dengan kondisi empat tahun lalu.

Menurut Abdul, jumlah Karhutla tahun 2019 mencapai 346 kejadian. Sedangkan jumlah Karhutla tahun ini, hingga awal September sudah 126 kejadian.

Abdul khawatir, jumlah Karhutla hingga akhir tahun nanti akan terus bertambah seiring level fenomena El Nino yang makin menguat.

"Jadi kalau misalkan 2020, 2021, 2022 ini rendah karena ini La Nina, terjadi hujan. Ini kan sebenarnya El Nino-nya baru dari lemah ke moderat ya. Bukan dari moderat ke kuat. Kita bayangkan kalau ini terjadi, ini jadi latihan ke kita untuk bisa mengendalikan Karhutla atau tidak. Karena mungkin tahun depan, El Ninonya bisa lebih kuat," ujarnya lagi.

Abdul menambahkan, fenomena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di pegunungan, mayoritas adalah akibat ulah manusia. Sehingga perilaku manusia di alam itulah yang harus perlu menjadi perhatian.

Abdul mencontohkan Karhutla di savana Gunung Bromo yang disebabkan api suar dari kegiatan pemotretan calon pasangan pengantin sebelum prosesi pernikahan.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!