NASIONAL

Bidan di Desa, Masih Langka

Ade Jubaedah mengutip Pusdatin 2019 yang menyebut terjadi ketimpangan antara jumlah bidan dengan jumlah desa di tanah air.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / R. Fadli

Bidan
Balita mengikuti pemeriksaan stunting di Bali. (Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

KBR, Jakarta - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melaporkan, distribusi tenaga bidan hingga ke seluruh desa di tanah air masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi negara ini.

Ketua Pengurus Pusat IBI, Ade Jubaedah mengutip Pusdatin 2019 yang menyebut terjadi ketimpangan antara jumlah bidan dengan jumlah desa di tanah air.

"Jumlah bidan di Indonesia ada 45 ribuan orang, sementara jumlah desa di Indonesia sekitar 83 ribu. Artinya, distribusi bidan ke seluruh desa hanya tercakup 54,6 persen saja. Ini menjadi poin penting kita semua. Kenapa? Dengan kita melihat data ini, sementara desa adalah kurang lebih sekitar 83 ribu. Jadi sekarang data dari Pusdatin jumlah bidan di desa hanya tinggal 45.853 orang. Artinya hanya tinggal 50 ribu sajalah yang tinggal terisi bidan yang ada di desa. Jadi wajar kalau tadi di Kepulauan Riau tidak ada bidannya di sana, jadi Tim Pendamping Keluarga (TPK) itu diisi oleh dokter," ujar Ade dalam Pendampingan Keluarga dalam Pencegahan dan Penanganan Stunting secara daring, Selasa (10/9/2024).

Ade mengatakan, secara umum ada sebanyak 169 ribu bidan yang bekerja di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Selain itu, ada 44 ribu bidan yang masih studi di Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB).

Dengan keterbatasan jumlah bidan di desa ini, IBI merekomendasikan pemerintah untuk menggencarkan pengangkatan bidan dan segera didistribusikan merata ke seluruh desa. Rekomendasi ini, menurut Ade, untuk memperkuat keberlangsungan tim pendamping keluarga.

"Melakukan skrining awal faktor risiko stunting pada bayi, melakukan pendampingan tumbuh kembang bayi baru lahir minimal tiga kali," kata Ade.

Bidan, katanya lagi, mempunyai peran dalam mendampingi keluarga dalam pencegahan dan penanganan stunting. Saat ini, peran bidan di Indonesia cukup besar atau sekitar 85 persen pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan.

"Ada 62,7 persen persalinan juga dilakukan di bidan, dan 29 persen persalinan di PMB (Praktik Mandiri Bidan)," jelas Ade lagi.

Baca juga:

Wapres Titip Pesan Penurunan Stunting ke Prabowo-Gibran

Survei Stunting dan Gizi Buruk Anak, Kemenkes Gelar SSGI 2024

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!