NASIONAL

Bertambah, Kemenkes Konfirmasi 34 Kasus Cacar Monyet

"Gaya hidup seperti ini makin lama makin meningkat terutama di perkotaan dan ini membawa penyakit monkeypox dan HIV,"

AUTHOR / Hoirunnisa

Penyakit cacar monyet
Sosialisasi penyakit cacar monyet kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (01/11/23). (Antara/Sulthony Hasanuddin)

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus cacar monyet atau monkey pox saat ini sebanyak 34 kasus terkonfirmasi per Senin, 6 November 2023. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan jumlah laporan kasus yang tersebar berasal dari DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. 

Kata dia, yang saat ini terjadi adalah penularan lokal dengan mayoritas memiliki orientasi seksual Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan pengidap HIV.

"Penyakit ini sensitif karena terjadi di segmen khusus, yang suka sensitif kalau kita diskusikan itu LSL. Perilakunya LSL itu sering sekali gonta-ganti. Sehingga akibatnya kalau kita lihat tracing reportnya agak-agak serem juga. Sebenarnya kita tidak terlalu high profile tapi kerjaannya di bawah aja diam-diam. Karena takutnya akan memberikan stigma dan akan tidak efektif intervensi kesehatannya," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengan Komisi IX di kanal Youtube DPR, Selasa (7/11/2023).

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam paparannya Budi mencatat jumlah kasus di Banten yang terkonfirmasi sebanyak 5 kasus, 27 kasus di DKI Jakarta, dan 2 terkonfirmasi di Jawa Barat.

Baca juga:

Menkes mencatat, ditemukan riwayat HIV di 26 pasien dari 34 kasus dan sudah ada 6 orang yang dinyatakan sembuh dari mpox.

"Kalau kita lihat tracing reportnya ngeri sekali. Dan gaya hidup seperti ini makin lama makin meningkat terutama di perkotaan dan ini membawa penyakit monkeypox dan HIV," kata Budi.

Meski begitu, Budi menyebut dari tembusnya 34 laporan kasus terkonfirmasi mpox itu belum ada laporan kematian akibat kasus tersebut. Dari data, 21 diisolasi di rumah sakit dan isolasi mandiri 6 orang.

Selain itu, lima gejala utama yang paling banyak dialami penderita adalah lesi, demam, ruam, limfadenopati, dan sakit tenggorokan.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!