NASIONAL

Bahlil: Indonesia Kekurangan Pengusaha Muda

"Kita masih kekurangan, ibu pertiwi sedang memanggil anak-anaknya untuk mengabdikan kepada ibu pertiwi melalui lewat entrepreneur."

AUTHOR / Hoirunnisa

Bahlil
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat kuliah umum, Selasa (29/08/23). (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

KBR, Jakarta-  Menteri  Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia  mengungkapkan peran generasi muda yang menjadi pengusaha di Indonesia masih minim dibanding negara lain. Angkanya hanya mencapai 3,47 persen jumlah pengusaha RI.

Bahlil Lahadalia mengatakan pada   2024, Indonesia mengejar rasio kewirausahaan minimum 4 persen.

"Kita masih kekurangan, ibu pertiwi sedang memanggil anak-anaknya untuk mengabdikan kepada ibu pertiwi melalui lewat entrepreneur. Menjadi pengusaha itu jangan berpikir susah, jangan minder terutama teman-teman dari daerah," ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia saat kuliah umum bertema "Islam Indonesia untuk Mewujudkan Pembangunan Dunia yang Berkelanjutan" di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut RI menargetkan pendapatan perkapita 10 tahun kedepan 10.500 dolar. Dia  mendorong para anak muda untuk menjadi pengusaha.

Baca juga:

- Jokowi Minta Pengembangan Ekosistem Baterai Listrik Dipercepat

- BKPM: Kredit UMKM Sulit karena Birokrasi Perizinan Berbelit-belit

Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar di ASEAN dan ke-4 di dunia dengan angka 273,8 juta jiwa.

Kata Bahlil pada puncak bonus demografi pada 2030 diperkirakan penduduk usia produktif akan mencapai 68,3 persen dari total seluruh penduduk. Usia produktif yakni 15 sampai 64 tahun.

Bahlil mengungkapkan rata-rata negara maju rasio kewirausahaannya mencapai 10 hingga 12 persen. Contohnya Thailand di angka 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen dan yang tertinggi Singapura 8.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!