NASIONAL

APBN Terbatas, Jokowi: Belanja Alutsista Harus Bijak

"Belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukannya,"

AUTHOR / Heru Haetami

APBN Terbatas, Jokowi: Belanja Alutsista Harus Bijak

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo meminta institusi TNI tidak boros dalam belanja pengadaan alutsista. Jokowi mengungkapkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbatas dan lebih besar dialokasikan untuk pos kesejahteraan.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam Upacara Peringatan Ke-78 Hari Tentara Nasional Indonesia Tahun 2023, di Jakarta, hari ini.

"Untuk urusan alutsista, memang modernisasi alutsista sangat diperlukan tapi keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas. Dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar. Sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukannya," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, modernisasi alutsista harus menjadi bagian penting dari pengembangan investasi industri pertahanan di dalam negeri.

"Sehingga harus didorong transfer teknologi, harus didorong peningkatan SDM dan harus diutamakan produk dalam negeri," katanya.

Baca juga:

Itu sebab, Presiden Jokowi meminta agar anggaran yang dimiliki TNI dan Kementerian Pertahanan dibelanjakan pada produk dalam negeri.

"Karena sulit dalam mengumpulkannya, sulit dalam mendapatkannya dan merupakan uang dari rakyat. Sehingga sebisa mungkin harus dibelanjakan dan harus diputar kembali untuk rakyat," kata Jokowi.

Melalui media sosialnya Presiden Jokowi juga mengatakan Tentara Nasional Indonesia selalu menjadi garda terdepan menghadapi setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi bangsa ini. 

Kata dia,  sebagai patriot NKRI, dalam memasuki tahun politik ini, TNI juga adalah pengawal demokrasi untuk Indonesia maju.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!