NASIONAL

Anies: Beras Mahal Tapi Gabah Murah, Uangnya ke Mana?

"Sekarang berasnya mahal, tapi gabahnya murah. Lah terus uangnya ke mana?"

AUTHOR / Shafira Aurel

Anies: Beras Mahal Tapi Gabah Murah, Uangnya ke Mana?
Calon Presiden Anies Baswedan saat kampanye akbar di pelataran parkir Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (27/1/2024). ANTARA FOTO/Khalis Surry

KBR, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan berjanji akan melawan mafia beras dan pangan yang kerap membuat harga melambung.

Ia menyebut ada mafia di tata niaga produk pertanian dan pupuk. Sehingga para petani sulit mengakses produk tersebut.

"Sekarang berasnya mahal, tapi gabahnya murah. Lah terus uangnya ke mana? Kalau beras mahal tapi uangnya diterima sama petani, pasti pada ikhlas. Tapi masalahnya uangnya hilang di jalan. Ada siapa? Ada mafia beras, ada tengkulak penimbun-penimbun, ada yang mainan impor beras," ujar Anies saat menghadiri deklarasi dukungan ulama di Sumenep, Madura, Rabu (31/1/2024).

Anies mengatakan mafia pangan harus diberantas. Jika tidak, ia menyebut petani Indonesia tidak akan sejahtera dan makin terbebani.

Anies juga menyinggung soal mafia tanah hingga mafia solar.

"Mafia tanah, mafia solar, banyak mafia-mafia sekarang ini, betul tidak? Mereka-mereka yang tidak ingin ada perubahan. Kenapa? Karena mereka hidupnya dari seperti ini, itu benalunya Indonesia, benalunya bangsa Indonesia, apakah benalu boleh dibiarkan hidup? Harus disingkirkan, setuju? Jadi perlunya apa? Perubahan," ujarnya.

Baca juga:

Berdasarkan panel harga di Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium tingkat eceran menembus Rp13.490 per kg. Pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium di kisaran Rp10.900-Rp11.800 per kg.

Sementara harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani mencapai Rp6.910 per kg. Harga itu di atas harga pembelian pemerintah (HPP) GKP di tingkat petani Rp5.000 per kg.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!