"Komunikasi antara masyarakat dengan institusi terkait, BNPB, BPBD maupun institusi terkait penanggulangan bencana,"
Penulis: Heru Haetami
Editor:

KBR, Jakarta- Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan (APIK) Indonesia memberikan catatan terkait dampak perubahan iklim terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah di tahun 2024. Ketua Umum APIK Indonesia Mahawan Karuniasa mengatakan pemerintah daerah maupun pusat harus memetakan daerah-daerah rawan bencana untuk upaya mitigasi.
“Khususnya di daerah-daerah, di mana pemerintah daerah pimpinan, bupati, dan seterusnya itu lebih mudah mengakses kepada masyarakat. Melihat lokasi langsung di lapangan itu benar-benar perlu, memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kelompok rentan. Rentan bencana banjir, rentan bencana tanah longsor, kelompok rentan angin puting beliung,” kata Mahawan kepada KBR, Minggu (14/1/2024).
Ketua Umum APIK Indonesia Mahawan Karuniasa juga meminta pemerintah, menyampaikan informasi yang tepat kepada masyarakat mengenai potensi bencana.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga mesti memberikan edukasi terhadap masyarakat agar dapat menyesuaikan dengan ancaman bencana yang akan terjadi.
“Tidak hanya sebatas informasi yang disampaikan tetapi komunikasi. Sehingga komunikasi antara masyarakat dengan institusi terkait, BNPB, BPBD maupun institusi terkait penanggulangan bencana, ini perlu terus dicermati. Sehingga kalau terjadi, korban dapat dapat diminimalkan,” katanya.
Baca juga:
- Hidrometeorologi Basah Mendominasi Bencana Sepanjang 2023
- BNPB: Bencana Hidrometeorologi Basah Masih Mengintai di 2024
"Bulan pertama ini, kita sudah sampaikan bahwa yang akan terjadi banjir, tanah longsor Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh. Ternyata terbukti, Jawa Barat di beberapa titik, Subang tanah longsor, Kabupaten Bandung, hari ini Dayeuhkolot banjir. Itukan memang bisa diprediksi. Begitu musim hujan turun, pasti daerah-daerah itulah yang mengakibatkan banjir. Kemudian Bulan Februari, Maret, data-data ini kita berikan kepada pemerintah daerah supaya pemda menyiapkan dirinya," ujar Suharyanto dalam konferensi pers, Jumat (12/1/2024).
Editor: Rony Sitanggang