NASIONAL

Alasan TPNPB Menembak Pesawat Sipil di Yahukimo

TPNPB-OPM juga melakukan hal sama terhadap pesawat Asia One Air PK-LTF di Bandara Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak...

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Alasan TPNPB Menembak Pesawat Sipil di Yahukimo
Ilustrasi: TPNPB-OPM membakar pesawat Susi Air di Nduga, Papua Pegunungan.

KBR, Jakarta– Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membeberkan alasan menembak pesawat sipil Wings Air ATR 72-600 PK-WJT, yang hendak mendarat di Bandara Nop Goliat Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu, 17 Februari 2024.

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan, berdasarkan hasil intelijen, pesawat tersebut selalu mengangkut pasukan TNI-Polri serta logistiknya.

“(Pesawat) itu menjadi target karena kami sudah menyelidiki. Intelijen TPNPB melaporkan bahwa pesawat-pesawat ini selalu angkut pasukan militer dan polisi Indonesia dan logistik mereka. Jadi, kami beri peringatan lagi karena 2017 sampai 2023 kami selalu mengeluarkan peringatan untuk pesawat-pesawat sipil tidak boleh angkut militer dan polisi, karena itu melanggar hukum perang humaniter internasional,” jelas Shebby dari rekaman audio yang diterima KBR, Minggu, (18/2/2024).

Selain penembakan pesawat di Yahukimo, TPNPB-OPM juga melakukan hal sama terhadap pesawat Asia One Air PK-LTF di Bandara Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua sekitar pukul 10:00 pagi pada Jumat, (16/2/2024).

“Penyerangan terhadap pesawat sipil tersebut mengakibatkan kontak senjata terjadi antara Militer Indonesia (TNI-POLRI) dengan TPNPB, namun tidak ada korban jiwa,” jelasnya.

Penembakan

Sebelumnya pesawat sipil Wings Air ATR 72-600 PK-WJT terbang dari Bandara Udara Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua tujuan Yahukimo, ditembak orang tak dikenal saat akan mendarat, Sabtu (17/2/2024), pukul 13.14 WIT.

Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Yohanis Kapiyau Timika, Kamto Adi Saputra mengatakan peluru menembus ke kabin pesawat.

Dia menambahkan, kru yang ada dalam pesawat tersebut dalam keadaan selamat. Mereka adalah Pilot Rivaldy Putrasena, Kopilot Rani Avianto, serta dua orang pramugari, Nadia Angela Rempas dan Caroline Aprilia.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!