NASIONAL

38 Bencana Terjadi dalam Sepekan

Pemerintah daerah maupun pusat harus memetakan daerah-daerah rawan bencana untuk upaya mitigasi.

AUTHOR / Astri Yuana Sari, Heru Haetami

38 Bencana Terjadi dalam Sepekan
BPBD Jawa Barat dan Dinas Kebakaran dan Diskar PB Kota Bandung evakuasi warga Braga yang terdampak banjir bandang, Kamis, (11/1/2024). KBR/Arie Nugraha

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut telah terjadi 38 bencana dalam sepekan terakhir, atau pada 8-14 Januari 2024.

Juru bicara BNPB Abdul Muhari mengatakan, keseluruhannya adalah bencana hidrometeorologi, yakni 27 kejadian banjir, 8 cuaca ekstrem, dan 3 kejadian tanah longsor.

"Untuk banjir memang cakupan dari warga terdampak mungkin itu sangat besar. Ada misalkan dalam satu pekan ada 49 ribu rumah terdampak, ada 58 ribu masyarakat mengungsi dan terdampak," kata Abdul dalam Disaster Briefing, Senin, (15/1/2024).

Abdul Muhari mengatakan, yang harus mendapat perhatian serius adalah bencana tanah longsor. Sebab, tanah longsor adalah bencana yang sangat berpotensi menimbulkan korban jiwa.

"Kita siapkan kewaspadaan masyarakat, karena kejadian-kejadian tanah longsor ini terjadinya sangat cepat, dan yang menjadi atensi kita di minggu ini adalah satu kejadian di Subang yang merupakan daerah kawasan wisata pemandian masyarakat setempat. Jadi, ini juga harus benar-benar kita waspadai wisata-wisata khususnya wisata air, apakah itu sungai, pemandian-pemandian umum, air terjun dan lain-lain," kata dia.

Pemetaan untuk Mitigasi

Sebelumnya, Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan (APIK) Indonesia memberikan catatan terkait dampak perubahan iklim terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah di tahun 2024.

Ketua Umum APIK Indonesia Mahawan Karuniasa mengatakan pemerintah daerah maupun pusat harus memetakan daerah-daerah rawan bencana untuk upaya mitigasi.

“Khususnya di daerah-daerah, di mana pemerintah daerah pimpinan, bupati, dan seterusnya itu lebih mudah mengakses kepada masyarakat. Melihat lokasi langsung di lapangan itu benar-benar perlu, memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kelompok rentan. Rentan bencana banjir, rentan bencana tanah longsor, kelompok rentan angin puting beliung,” kata Mahawan kepada KBR, Minggu, (14/1/2024).

Ketua Umum APIK Indonesia Mahawan Karuniasa juga meminta pemerintah, menyampaikan informasi yang tepat kepada masyarakat mengenai potensi bencana.

Selain itu kata dia, pemerintah juga mesti memberikan edukasi terhadap masyarakat agar dapat menyesuaikan dengan ancaman bencana yang akan terjadi.

“Tidak hanya sebatas informasi yang disampaikan tetapi komunikasi. Sehingga komunikasi antara masyarakat dengan institusi terkait, BNPB, BPBD maupun institusi terkait penanggulangan bencana, ini perlu terus dicermati. Sehingga kalau terjadi, korban dapat dapat diminimalkan,” katanya.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!