"Bilamana petani berteriak tidak ada pupuk, itu tanda-tanda produksi akan turun"
Penulis: Heru Haetami
Editor:

KBR, Jakarta- Menteri Pertanian yang baru dilantik, Andi Amran Sulaiman diperintahkan Presiden Joko Widodo mengatasi persoalan produksi pangan, termasuk pupuk.
“Yang terpenting di sini adalah bagaimana menyelesaikan masalah-masalah petani. Apa keluhan petani, satu aja, kami laporkan, kemarin bapak presiden bahwa bilamana petani berteriak tidak ada pupuk, itu tanda-tanda produksi akan turun,” kata Amran, Rabu (25/10/2023).
Menteri Pertanian Andi Amran menyebut akan segera konsolidasi dengan tim teknis terkait untuk mengatasi persoalan itu.
“Jadi sederhana. Ini kita selesaikan dulu dengan teknis lainnya. Tapi sebelumnya kami akan konsolidasi, kami akan langsung siang ini rapat bersama eselon 1, 2, 3,” katanya.
Amran juga berkomitmen untuk melanjutkan program Kementerian Pertanian dianggap bermanfaat. Salah satu kebijakan yang dipertimbangkan yaitu rencana ekspor 600 ribu ton pupuk.
Wacana ekspor pupuk itu disampaikan Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi saat mengecek ketersediaan pupuk di gudang dan kios pupuk di Karawang, Jawa Barat. Alasannya, produksi pupuk saat ini surplus ratusan ribu ton.
"Stok pupuk urea itu 600 ribu ton yang overstock. Stok yang berlebihan ini bisa kita pakai untuk membantu negara-negara lain supaya pangannya terjaga," kata Arief, Kamis, (12/10/2023).
Baca juga:
- Kementan Berencana Ekspor Pupuk, DPR: Penuhi Dahulu Kebutuhan Dalam Negeri
- Ancaman Kekeringan, Ombudsman: Segera Benahi Penyaluran Pupuk Subsidi
Genjot Produksi Tani
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) berharap Menteri Pertanian Amran dapat menggenjot produksi tani dalam negeri. Khususnya sejumlah komoditas pangan yang harganya mengalami peningkatan. Semisal beras, cabai, bawang, jagung dan sayur-sayuran.
Ketua Umum DPP IKAPPI, Abdullah Mansuri mengatakan, dalam satu tahun masa jabatan Mentan, ada sejumlah persoalan yang dihadapi untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Diantaranya krisis global, perang antar-negara, dan penutupan keran ekspor pangan, termasuk komoditas pangan strategis seperti beras dan gula.
"Maka solusi satu-satunya adalah memperbanyak produksi, memperkuat produksi, memperhebat produksi hanya itu yang bisa dilakukan saat ini," ucap Abdullah dalam siaran pers yang diterima KBR, Rabu, (25/10/2023).
IKAPPI meminta Kementrian Pertanian memetakan wilayah produksi, luasan lahan produksi, serta penyediaan pupuk. Abdullah juga mendorong Mentan Amran dapat menyinkronkan data pangan.
"Sehingga kebijakan yang diambil oleh presiden atau tim ekonomi presiden tidak mengalami kekurangan pangan, kami juga berharap agar subsidi pupuk bisa diawasi dan petani dapat pendampingan, sehingga dalam proses tanam tidak ada kendala termasuk permodalan," pungkasnya.
Editor: Muthia Kusuma