BUMN baru memproduksi kurang lebih 12 juta ton.
Penulis: Heru Haetami
Editor:

KBR, Jakarta- Sebagian kalangan wakil rakyat di DPR mempertanyakan rencana pemerintah yang akan mengekspor 600 ribu ton pupuk. Salah satunya Anggota Komisi bidang Perdagangan DPR, Herman Khaeron. Kata dia, sebaiknya pemerintah memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri ketimbang menjualnya ke luar.
"Ya, kalau melihat Indonesia masih kurang pupuk semestinya, ya, penuhi dululah pupuk dalam negeri dan kalaupun mau ekspor, ya, nantilah kalau sudah mencukupi," kata Herman kepada KBR, Jumat, (13/10/2023).
Herman menjelaskan, jika disparitas antara kebutuhan dan permintaan terlalu jauh, semestinya produksi yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.
"Jangan sampai di Indonesia langka, sementara Indonesia ekspor. Ini juga harus dipertimbangkan," katanya.
Politikus Partai Demokrat itu mengungkapkan, kebutuhan pupuk untuk petani dalam negeri adalah 23 jutaan ton. Sementara, BUMN baru memproduksi kurang lebih 12 juta ton.
Herman mengaku, Komisi Perdagangan DPR belum pernah membahas atau mendengar soal rencana ekspor pupuk dari pemerintah. Namun, dia memastikan bakal memanggil kementerian dan lembaga terkait ihwal rencana tersebut.
"Tidak pernah dibahas itu. Nanti,dalam rapat akan saya tanyakan," ujar Herman.
Wacana Ekspor dan Produksi Pupuk
Sebelumnya, wacana ekspor pupuk disampaikan Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi saat mengecek ketersediaan pupuk di gudang dan kios pupuk di Karawang, Jawa Barat.
Arief mengeklaim, produksi pupuk saat ini surplus ratusan ribu ton. Kata dia, rencana ini akan masuk dalam agenda rapat koordinasi terbatas (ratas) terdekat.
"Stok pupuk urea itu 600 ribu ton yang overstock. Stok yang berlebihan ini bisa kita pakai untuk membantu negara-negara lain supaya pangannya terjaga," kata Arief, Kamis, (12/10/2023).
Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi juga memastikan distribusi dan stok pupuk subsidi dan nonsubsidi tersedia sebelum November tahun ini.
"Saya bawa ini semua rombongan bukan untuk jalan-jalan. Mau pastikan pupuk sebelum November ini tersedia di seluruh Indonesia. Nomor satu yang penting ketersediaan dulu," kata Arief, Kamis (12/10/2023).
Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi mengatakan, ketersediaan pupuk itu untuk menjamin produktivitas tanam petani.
Kata dia, selain Karawang, beberapa wilayah lain seperti NTB, NTT dan Sulawesi Selatan akan menjadi tujuan sidak ketersediaan pupuk.
Arief bakal menelusuri distribusi pupuk subsidi agar tepat sasaran.
"Nanti subsidi satu-satu akan saya telusuri ya by name by address. Jangan sampai salah dalam jumlah sama posisinya," katanya.
Baca juga:
Editor: Sindu