ragam
Bulog Ponorogo Dinilai Lamban Serap Gabah, Target 60.000 Ton

“Mereka mentargetkan 60.000 ton, tetapi per kemarin (Sabtu) baru 8.000 atau 9.000 ton. Jadi masih sangat jauh,"

Penulis: Adhima Soekotjo

Editor: Muthia Kusuma

Google News
gabah
Petani merontokkan padi saat musim panen di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (1/2/2023). (Foto: ANTARA/Adeng Bustomi)

KBR, Magetan- Anggota Komisi Pertanian DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera, Riyono, menilai Bulog Ponorogo lamban menyerap gabah petani di wilayah Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan. Dalam sidak ke Gudang Bulog di Gulun Magetan, Riyono mendapati Bulog baru menyerap 9.000 ton, masih jauh dari target 60.000 ton hingga bulan April mendatang.

“Mereka mentargetkan 60.000 ton, tetapi per kemarin (Sabtu) baru 8.000 atau 9.000 ton. Jadi masih sangat jauh. Maksimal sampai akhir April kita minta teman-teman Bulog bekerja keras,” ujarnya di temui di sela-sela kegiatan sidak pasar di Kabupaten Magetan, Minggu (9/3/2025).

Baca juga:

Riyono menambahkan, lambannya serapan gabah panen petani oleh Bulog menurutnya karena minimnya personel petugas penyerapan dari Bulog. Di Kabupaten Magetan, Bulog hanya mempunyai 3 orang yang bertugas melakukan serapan gabah panen petani, sementara di Kota Ponorogo dan Pacitan hanya memiliki 5 orang petugas, sehingga serapan gabah kering panen petani menjadi lamban.

Dia berharap Bulog mengajak kerja sama dengan gapoktan untuk mempercepat serapan agar target 60.000 ton gabah petani bisa segera terserap.

“Kalau harga tidak ada masalah, tetapi tim penyerapan gabah Bulog ini masih sangat kurang. Satu kabupaten hanya 5 orang, Magetan hanya 3 orang, ini tidak realistis,” imbuhnya.

Baca juga:

Riyono berharap dengan percepatan serapan gabah oleh Bulog Ponorogo, tujuan program ketahanan pangan di mana pemerintah membeli gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram yang mulai berlaku 15 Januari 2025 kemarin, akan meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan.

DPR RI
Bulog
Ponorogo
pertanian
penyerapan gabah
petani

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...