Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre VIII Tulungagung, Jawa Timur, kini gencar menggandeng pengusaha penggilingan padi di tingkat desa dan kecamatan. Upaya ini dinilai cukup efektif untuk menarik pada petani agar menjual hasil panennya ke Bulog.
Penulis: Adhar Muttaqin
Editor:
KBR, Tulungagung – Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre VIII Tulungagung, Jawa Timur, kini gencar menggandeng pengusaha penggilingan padi di tingkat desa dan kecamatan. Upaya ini dinilai cukup efektif untuk menarik pada petani agar menjual hasil panennya ke Bulog.
Menurut Kepala Bulog Subdivre VIII Tulungagung, Supriyanto, dengan cara ini ia optimistis mampu mencapai target pengadaan beras dari petani lokal sebanyak 80 ribu ton pada tahun ini.
"Sampai saat ini kami sudah 70 persen dari target, mudah-mudahan tidak ada halangan, sehingga target yang dicanangkan Bulog pusat kepada Bulog Tulungagung bisa tercapai sampai akhir tahun. Tahun ini kami diterget 80 ribu ton," kata Supriyanto di Tulungagung, Selasa (3/6).
Bahkan ia memperkirakan, pengadaan beras lokal akan melebihi dari target yang dibebankan Bulog pusat.
Menurut Supriyanto, dengan cara ini tingkat partisipasi pengusaha penggilingan padi juga meningkat 300 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Semula untuk memenuhi target pengadaan beras Bulog, 90 persen didominasi oleh pengusaha besar, sedangkan peran petani/pengusaha kecil kurang dari 10 persen.
"Kalau dulu ‘mata rantai’-nya, dari petani kemudian tengkulak, pengusaha besar baru ke Bulog. Sekarang kami potong langsung dari petani maupun tengkulak," ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini dominasi pengadaan beras dari pengusaha besar menurun menjadi 65 persen, sedangkan pasokan dari pengusaha kecil naik menjadi 35 persen.
Meski demikian pihaknya mengaku tidak menghalang-halangi maupun membatasi para pengusaha besar untuk tetap bisa menyuplai beras maupun gabah ke Bulog Tulungagung.
Editor: Anto Sidharta
