indeks
Ribuan Disabilitas Hidup Tak Layak dan Mengalami Kekerasan, Mayoritas Perempuan

Memandikan penyandang disabilitas perempuan di tempat terbuka yang dapat disaksikan banyak orang...

Penulis: Shafira Aurel

Editor: Sindu

Google News
Ribuan Disabilitas Hidup Tak Layak dan Mengalami Kekerasan, Mayoritas Perempuan
Ilustrasi: Penyandang disabilitas di panti sosial. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Fatimah Asri Muthmainah menyebut 12.600 penyandang disabilitas mental hidup tak layak di sejumlah panti sosial pada 2023. Kata dia, selain hidup tak layak, belasan ribu penyandang disabilitas ini juga kerap mengalami berbagai kekerasan.

"Kami juga menemukan bentuk-bentuk perbuatan semena-mena di tempat tersebut berupa praktik pengobatan atau penanganan pasien yang dengan cara yang tidak manusiawi. Kemudian praktik juga yang mengakibatkan kesakitan tinggi seperti ECT. ECT (terapi elektrokonvulsif) itu dampaknya bisa sampai melumpuhkan seluruh saraf-saraf yang ada," ujar Fatimah dalam diskusi publik, Rabu, (16/10/2024).

Kata Fatimah, bentuk kekerasan itu antara lain, penyiksaan, pemukulan, pemberian obat secara ilegal yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan meninggal. Dari data yang ada, mayoritas korban berjenis kelamin perempuan.

"Kemudian bentuk kekerasan lainnya adalah pengekangan dengan menggunakan rantai besi yang berisiko melukai tangan, kaki, atau bagian tubuh di mana pasien dikekang," imbuhnya.

Baca juga:

Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Fatimah Asri Muthmainah menambahkan banyak penyandang disabilitas perempuan yang mendapatkan pelecehan seksual. Seperti memandikan disabilitas perempuan di tempat terbuka yang dapat disaksikan banyak orang, baik petugas, sesama penghuni, hingga orang lain yang tidak memiliki kepentingan.

"Ini sangat miris sekali, banyak perempuan jadi korban. Di mana keadilan berada? Ruang amannya mana?" ucapnya.

Fatimah meminta pemerintah fokus dan berkomitmen penuh melindungi kelompok rentan, serta mewujudkan kesejahteraan yang adil dan beradab bagi kelompok minoritas.

Disabilitas

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...