"Kita tegaskan ini pesta olahraga bagi mereka penyandang cacat. Wajar saja, di Indonesia ini orang cacat itu masih termarginalkan,"
Penulis: Yudha Satriawan
Editor: Muthia Kusuma

KBR, Solo- Komite Nasional Paralimpik (NPC) Indonesia mengungkapkan sebanyak puluhan pemerintah provinsi (Pemprov) awalnya menyatakan tidak siap mengirimkan atlet ke Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII di Jawa Tengah.
Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun, mengatakan minimnya anggaran menjadi kendala utama. Dia menyebut, kondisi itu membuktikan masih adanya diskriminasi terhadap atlet disabilitas.
"Catatan kami ada 21 gubernur yang bilang tak siap kirim atlet ke Peparnas. Kemudian CdM dan pemerintah pusat langsung kontak mereka dan akhirnya kirim atlet meski hanya ada yang kirim 1 atlet. Kita tegaskan ini pesta olahraga bagi mereka penyandang cacat. Wajar saja, di Indonesia ini orang cacat itu masih termarginalkan," ujar Senny, Selasa (8/10/2024).
Baca juga:
Senny menambahkan, Peparnas seharusnya menjadi ajang untuk mendorong pembinaan atlet disabilitas di daerah. Namun, kenyataan menunjukkan masih banyak tantangan yang harus diatasi. Dia mencontohkan Sumatera Utara yang tidak mampu menggelar Peparnas. Kata dia, hal ini membuktikan perhatian terhadap olahraga disabilitas masih kurang.
"Contoh lagi, Sumatera Utara, hebat dan kaya, mereka tidak mampu menggelar Peparnas. Padahal dulu di PON dan Peparnas Papua kan ada penyerahan bendera ke tuan rumah. Sudah terschedule 4 tahun lalu, mereka bilang tidak tahu kalau setelah PON ada Peparnas," ungkapnya.
Senny menegaskan pentingnya Peparnas sebagai ajang untuk menunjukkan kesetaraan atlet disabilitas. Dia berharap melalui Peparnas, muncul atlet-atlet baru yang berpotensi meraih prestasi di tingkat internasional seperti ASEAN Paragames, Asian Paragames, dan Paralimpiade.
Dia menegaskan, prestasi atlet para juara Indonesia sangat membanggakan di kancah internasional, seperti juara umum ASEAN Paragames tiga kali berturut-turut dan masuk 6 besar di Asian Paragames 2023.
Baca juga: