Abdul Mu'ti berkiprah lama di dunia pendidikan, baik di ormas PP Muhammadiyah maupun di lingkup pendidikan nasional.
Penulis: Agus Luqman
Editor: Resky Novianto

KBR, Jakarta - Ucapan selamat kepada Abdul Mu'ti sebagai menteri pendidikan dasar dan menengah yang baru sudah mulai beredar di sejumlah grup WhatsApp pada Minggu (20/10/2024), sebelum pengumuman resmi nama-nama menteri.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti termasuk yang dipanggil ke rumah Prabowo Subianto di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin (14/10/2024) lalu.
Ia ditunjuk sebagai menteri pendidikan di kabinet Prabowo Subianto. Pria kelahiran 2 September 1968 ini lahir dan besar di Kudus. Ia kental dengan pendidikan agama Islam dari kecil hingga kuliah. Dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) hingga Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Setelah mendapat gelar Master of Education (M.Ed) di Flinders University, Australia pada 1991, Abdul Mu'ti melanjutkan sekolah S3 dan medapat gelar doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (2008).
Sejak 2014, Abdul Mu'ti mengajar di UIN Jakarta, dan dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu pendidikan agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah pada 2 September 2020.
Abdul Mu'ti merupakan orang lama di organisasi Muhammadiyah. Kiprahnya di Muhammadiyah dimulai sejak 2000. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006, dan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar Menengah PP Muhammadiyah periode 2005-2010. Saat ini, ia menjabat Sekretaris Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2022-2027.
Sebagai sosok penting di organisasi Muhammadiyah yang memiliki perhatian khusus pada dunia pendidikan, Abdul Mu'ti juga berkiprah lama di dunia pendidikan nasional. Di lingkungan Kementerian Pendidikan, Abdul Mu'ti pernah menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasan (BAN-S/M) periode 2006-2011, dan menjabat Ketua BAN-S/M periode 2011-2017. Selanjutnya ia menjabat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) periode 2019-2023.
Baca juga:
- Dipanggil Prabowo, Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti Akan Jadi Mendikdasmen
- PP Muhammadiyah: Kedatangan Paus, Kehormatan untuk RI
Sempat menolak jadi wakil menteri
Pada Desember 2020, ia sempat masuk dalam daftar calon wakil menteri Kabinet Indonesia Maju, untuk wakil menteri pendidikan. Namun, akhirnya ia menolak tawaran itu.
“Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju dalam jabatan wakil menteri," kata Abdul Mu'ti waktu itu melalui akun Facebook-nya. Menurut Mu'ti, ia merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat berat itu. "Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut," katanya.
Abdul Mu'ti juga dikenal sebagai tokoh yang banyak menggeluti dan mempromosikan pluralisme, di tingkat nasional maupun global. Ia pernah menjabat Komite Eksekutif di Asian Conference of Religion for Peace (ACRP) pada 2010-2025, serta aktiv di Indonesia-United Council of Religion and Pluralism (2016-2024).
Di forum-forum internasional, Abdul Mu'ti kerap bicara tentang konvergensi antara Muslim dan Kristen dalam pendidikan, serta pentingnya pluralisme dalam sistem pendidikan Muhammadiyah.
Ia banyak melakukan penelitian di bidang pluralisme, pendidikan, kekerasan seksual di pesantren hingga lingkungan pendidikan yang aman bagi siswa. Salah satu yang fenomenal adalah penelitian yang diterbitkan dalam buku 'Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan' pada 2009, bersama peneliti muda Muhammadiyah Fajar Riza Ulhaq. Di kabinet Prabowo, Fajar ditunjuk sebagai wakil menteri pendidikan mendampingi Abdul Mu'ti.
Dalam buku itu, Abdul Mu'ti dan Fajar menggambarkan situasi toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia, terutama di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) seperti Ende di NTT, Serui di Papua hingga Putussibau di Kalimantan Barat.
Fenomena Kristen Muhammadiyah menggambarkan orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhammadiyah, terutama yang bersekolah di sekolah-sekolah Muhammadiyah di daerah itu. Namun, itu tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut Kristen yang taat. Buku itu diterbitkan ulang dengan penyempurnaan dan penambahan data.
Abdul Mu'ti menerbitkan sejumlah buku. Selain buku 'Kristen Muhammadiyah', ia juga menulis buku 'Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, Keadilan dan Emansipasi Kemanusiaan' (2009), Deformalisasi Islam (2004), Beragam dan Pendidikan yang Mencerahkan (2019), dan sejumlah buku lain.