indeks
Pramono Anung Mau Bikin Trans Jabodetabek dan Gratiskan MRT-LRT Atasi Macet Jakarta

"Upaya itu perlu dilakukan supaya tidak banyak orang membawa kendaraan pribadi ke Jakarta."

Penulis: Wahyu Setiawan

Editor: Agus Luqman

Google News
Jokowi: 10-20 Tahun Lagi Semua Kota Akan Macet
Pasangan Pramono Anung (kiri) dan Rano Karno (kanan) menyampaikan visi misi pada debat pertama Pilkada Jakarta, Minggu (6/10/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

KBR, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung ingin membuat Trans Jabodetabek untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Menurutnya, masalah kemacetan ini harus diselesaikan hingga wilayah aglomerasi atau wilayah di sekitar Jakarta.

"TransJakarta tidak cukup untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan macet di Jakarta. Aglomerasi telah ada, maka yang harus dilakukan adalah Trans Jabodetabek. Untuk itu maka harus diatur dari ujungnya," kata Pramono Anung saat debat pertama Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Minggu (6/10/2024).

Bekas sekretaris kabinet itu juga ingin menggratiskan tarif transportasi untuk 15 golongan masyarakat bagi pengguna MRT dan LRT. Selama ini ada 15 golongan masyarakat yang sudah mendapat fasilitas gratis naik Trans Jakarta.

"Saya termasuk yang akan membebaskan 15 golongan yang saat ini sudah naik busway gratis, maka mereka naik MRT dan LRT juga gratis. Baik itu dari Bekasi, dari Tangerang Selatan, dari Bogor, dan dari manapun apabila fasilitas itu ada," jelasnya.

"Bahkan kalau perlu sampai dengan Puncak dan Cianjur," ujarnya.

Menurut Pramono, dua upaya itu perlu dilakukan supaya tidak banyak orang yang membawa kendaraan pribadi ke Jakarta.

Pramono Anung berpasangan dengan Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024. Keduanya diusung PDI Perjuangan.

Baca juga:

Transportasi
Lalu Lintas
jakarta
Pilkada Jakarta
Pilkada Serentak 2024
Macet
pramono anung
#pilkada2024

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...