"Ini kita anggap anak-anak kita juga. Jelas terpukul."
Penulis: Fadli Gaper
Editor: Rony Sitanggang

KBR, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengaku sangat terpukul atas kejadian dugaan kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di panti asuhan.
Mensos menyatakan hal itu ketika meninjau langsung lokasi TKP panti asuhan di Kota Tangerang, Banten, hari ini (Selasa, 8/10/2024).
Kunjungan Mensos didampingi Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI Ai Maryati Solihah.
"Ini sangat terpukul. Jelas sangat terpukul. Ini kita anggap anak-anak kita juga. Jelas terpukul. Kasus demi kasus ini harus dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan. (Harus ditutup permanenkah panti ini?) Nanti tergantung keputusan pengadilan. Kalau semua terbukti ya harus ditutup, tapi nunggu keputusan pengadilan," ujar Mensos Saifullah Yusuf (8/10/2024).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menambahkan, perizinan panti-panti asuhan akan lebih dirinci dan diperketat.
Selain itu, akan ada pemantauan dan evaluasi yang rutin dan terukur. Termasuk, pengawasan tata kelola dan aktivitas keseharian di panti-panti asuhan.
Sementara itu Ketua Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI Ai Maryati Solihah dalam kesempatan yang sama berharap, Kemensos berperan memenuhi hak-hak anak korban, baik dari sisi rehabilitasi fisik, psikis dan sosial.
KPAI juga mendesak dilakukannya pengawasan berkelanjutan dari Kemensos melalui Dinsos-dinsos di setiap daerah. Untuk itu, KPAI menyatakan siap bekerjasama dalam instrumen pengawasan.
- Polri Bentuk Direktorat Perempuan dan Anak, Momentum Perbaikan?
- Laporan Kekerasan Seksual Meningkat Signifikan di UGM
Sebelumnya diberitakan, sejumlah anak penghuni panti asuhan di Tangerang, Banten menjadi korban kekerasan seksual pengurus.
Pelakunya diduga pimpinan dan pengasuh panti asuhan. Polisi sudah menetapkan dua tersangka, dan satu lagi masih buron. Jumlah korban anak, diperkirakan masih bisa bertambah.
Data jumlah korban per Senin (7/10/2024), menurut Ai Maryati Solihah, ada 13 anak yang sudah dibawa ke Dinas Sosial, lalu 4 anak dilindungi di rumah relawan, dan 7 anak yang kasusnya sudah dilimpahkan ke Kepolisian.
"Masih ada 22 anak lagi yang terindikasi juga menjadi korban, meskipun hingga kini masih dalam proses pendampingan bersama Dinas Sosial Kota Tangerang," ujar Ai.