Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto menyatakan dua wartawan yang diduga tertembak saat meliput aksi demo penolakan kenaikan harga BBM bukan kesengajaan pihak kepolisian.
Penulis: eli kamilah
Editor:

KBR68H, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto menyatakan dua wartawan yang diduga tertembak saat meliput aksi demo penolakan kenaikan harga BBM bukan kesengajaan pihak kepolisian.
Dua wartawan di Jambi dan Ternate terluka lantaran terkena tembakan peluru polisi saat membubarkan pendemo. Kata Djoko, wartawan Trans 7 itu terkena serpihan gas air mata sedangkan wartawan di Ternate terkena peluru karet.
“Itu kan untuk membubarkan unjuk rasa anarkis melalui gas air mata. Ada serpihan yang kena wartawan di situ. Jadi bukan menembak wartawan. Jadi berita itu tolong diklarifikasi yang betul jangan diterima mentah-mentah,” kata Djoko.
Dua wartawan tertembak polisi saat meliput aksi demo penolakan penaikan harga BBM di Ternate dan Jambi. Mereka adalah Roby Kelerey, dan Anton Nugroho, wartawan Trans 7 yang bertugas di Jambi. Anton Nugroho diduga tertembak saat polisi berusaha membubarkan pendemo yang berusaha masuk kantor DPR Jambi. Saat kericuhan terjadi, salah seorang anggota polisi mulai melepaskan tembakan. Saat ini ke duanya, masih dirawat di rumah sakit.
Editor: Antonius Eko