indeks
Gunung Kelud dan Cerita Pengkhianatan Cinta

Gunung Kelud di Jawa Timur terus menggeliat sejak Kamis (13/2) malam. Gunung yang ada di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang itu memuntahkan abu hingga ke wilayah Yogyakarta.

Penulis: Antonius Eko

Editor:

Google News
Gunung Kelud dan Cerita Pengkhianatan Cinta
gunung kelud

Gunung Kelud di Jawa Timur terus menggeliat sejak Kamis (13/2) malam. Gunung yang  ada di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang itu memuntahkan abu hingga ke wilayah Yogyakarta. 


Gunung ini punya sejarah panjang sampai disebut sebagai salah satu gunung api paling berbahaya bagi manusia. Bayangkan saja, sejak tahun 1300 Masehi gunung ini tercatat aktif meletus. Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. 


Berdasarkan catatan sejarah, Sejak abad 15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada 1586 menyebabkan 10 ribu orang tewas. 


Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada  1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini. Memasuki abad ke-21, gunung ini erupsi pada tahun 2007, 2010, dan sekarang. 


Kisah Cinta yang Ditolak 


Karena kedahsyatannya, banyak cerita rakyat yang dikait-kaitkan dengan gunung itu. Salah satunya kisah cintas eorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti Mahesa Suro dan Lembu Suro. 


Kisahnya mirip dengan legenda Gunung Tangkuban Perahu. Dewi Kilisuci sangat terkenal kecantikannya, sampai-sampai dua raja dari bangsa lelembut Mahesa Suro dan Lembu Suro jatuh hati. Tapi sang dewi tak mau, dia ngeri melihat sosok Mahesa Suro yang berkepala kerbau dan Lembu Suro yang punya kepala lembu. 


Dewi Kilisuci berpkir keras mencari cara untuk menolak pinangan dua raja itu, Akhirnya dia dapat ide yaitu membuat dua sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.


Tugas itu berhasil dilaksanakan. Tapi lagi-lagi sang dewi cari alasan. Sekarang dia meminta kedua raja membuktikan bahwa kedua sumur berbau amis dan harum. Caranya? Mereka harus masuk ke sumur itu. Ketika keduanya masuk, sang dewi memerintahkan pasukannya menutup sumur sehingga kedua raja itu terkubur hidup-hidup. 


Sebelum mati, Lembu Suro bersumpah akan menuntut balas. Makanya, untuk menghindari bahaya, masyarakat lereng Gunung Kelud melakukan yang disebut Larung Sesaji.


Larung Sesaji 


Kegiatan tolak balak Larung Sesaji dilakukan masyarakat Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Desa  itu berada di sisi sebelah barat Gunung Kelud. 


Upacara ini merupakan wujud syukur warga atas perlindungan Sang Maha Kuasa dari ancaman Lembu Suro. Upacara dilaksanakan setiap tahun secara turun temurun pada bulan Sura. Kegiatan ini sampai saat tetap berlangsung, dengan peserta yang hadir dari berbagai kalangan masyarakat.


Masyarakat setempat yakin  bahwa Gunung Kelud merupakan tempat pertemuan roh-roh halus se-Jawa-Bali. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang-orang Bali dan sekitarnya yang ikut mengadakan sesaji di Gunung Kelud.


gunung kelud

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...