Feri Amsari mendorong agar masyarakat benar-benar memilih kepala daerah yang bisa bekerja secara nyata, memiliki kemampuan yang mumpuni, dan tidak memiliki keterikatan melekat dengan para penguasa.
Penulis: Shafira Aurel
Editor: Agus Luqman

KBR, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Feri Amsari mengajak masyarakat tidak memilih calon kepala daerah yang didukung oleh Presiden Ke-7 RI Joko Widodo.
Menurut Feri Amsari, pemungutan suara Rabu (27/11/2024) menjadi momen penting terhadap demokrasi Indonesia ke depan.
Ia mengatakan jika kepala daerah yang dipilih berdasarkan dukungan Jokowi, maka dikhawatirkan akan menguntungkan pihak tertentu saja yang bisa membahayakan atau merugikan masyarakat di kemudian hari.
"27 November itu super-super penting bagi publik. Kenapa super penting? Karena akan memperlihatkan apakah dominasi dinasti Mulyono (nama kecil Jokowi) masih bisa mengendalikan berbagai permainan politik atau tidak. Ngaku-ngakunya sudah ada 80 calon kepala daerah meminta support ke dia. Kalau dari data yang kami telusuri itu ada 20 saja. Kalau bisa, 20 itu dipastikan kalah. Karena itu akan membantu pak Prabowo percaya diri, karena dia adalah seorang presiden," ujar Feri dalam ‘Seminar Pelanggaran Konstitusi, Etika, Fufufafa dan Akibat Hukumnya’ di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Feri Amsari mendorong agar masyarakat benar-benar memilih kepala daerah yang bisa bekerja secara nyata, memiliki kemampuan yang mumpuni, dan tidak memiliki keterikatan melekat dengan para penguasa.
Feri mengatakan ajakannya ini penting untuk memastikan kepala daerah yang dipilih tidak mengutamakan hal selain untuk kebaikan dan kemajuan seluruh masyarakat.
Feri juga menduga Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ikut cawe-cawe melakukan politik gentong babi dalam pelaksanaan Pilkada Serentak di beberapa daerah di Indonesia.
Pilkada Serentak 2024 akan memilih Pimpinan dari 545 daerah seluruh Indonesia yang terdiri dari 37 Provinsi, 415 Kabupaten dan 93 kota.
Baca juga:
- Aktivis '98 Serukan Jangan Pilih Calon yang Diusung Prabowo dan Jokowi di Pilkada
- Jokowi Blusukan ke Pasar Bareng Cawalkot Solo, Ikut Kampanye?