indeks
Begini Cara Kerja Calo dan Taksi Gelap di Bandara Sepinggan

Aksi calo penumpang dan taksi gelap di Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, masih marak. Hal itu terbukti dari banyaknya keluhan sopir taksi gelap yang merasa resah atas pungutan yang dilakukan calo penumpang.

Penulis: Teddy Rumengan

Editor:

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Begini Cara Kerja Calo dan Taksi Gelap di Bandara Sepinggan
Kerja Calo, Taksi Gelap, Bandara Sepinggan

KBR, Balikpapan – Aksi calo penumpang dan taksi gelap di Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, masih marak. Hal itu terbukti dari banyaknya keluhan sopir taksi gelap yang merasa resah atas pungutan yang dilakukan calo penumpang.

Salah satu sopir gelap di Bandara Sepinggan, Darmin mengatakan, mereka harus menyetor hingga diatas 50 persen atau ratusan ribu kepada para calo dari pendapatan mengantar penumpang khususnya tujuan  ke luar kota.

Ia mengakui, para sopir gelap sering mendapatkan penumpang dari para calo, namun sebagai imbalan mereka harus membayar upah jasa hingga 50 persen dari pendapatan.

“Kadang-kadang penumpang (sekali antar) Rp450 ribu dipotong Rp200 ribu hingga Rp250 ribu. Makin susah disini (bandara) karena calo, orang-orang yang kerja disini cari penumpang dijual sama kita. Namanya taksi gelap itu pribadi (tidak ada ijin). Kadang-kadang sopir (gelap) itu mengeluh banyak potongannya,” kata Darmin kepada Portalkbr, Senin (27/10).

Darmin menambahkan,  mereka tidak punya pilihan untuk menerima tawaran para calo karena memang mencari penumpang tidak mudah. Apalagi mereka menyadari tidak memiliki izin mencari penumpang di bandara.

Karenanya para sopir gelap tersebut, berharap mereka diberikan ruang oleh pengelola Bandara Sepinggan, sehingga mereka tidak lagi harus berurusan dengan para calo.

Editor: Anto Sidharta

Kerja Calo
Taksi Gelap
Bandara Sepinggan

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...