NUSANTARA

Wiji Thukul Belum Ditemukan, Pegiat HAM Laporkan Joko Widodo ke Wali Kota Solo

Laporan itu diberikan dalam bentuk surat.

AUTHOR / Ken Fitriani

Wiji Thukul Belum Ditemukan, Pegiat HAM Laporkan Joko Widodo ke Wali Kota Solo
Orasi Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta dalam mencari keadilan untuk Wiji Thukul di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Jumat, 9 Juni 2023. Foto: KBR/Ken

KBR, Yogyakarta- Koalisi pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Yogyakarta melaporkan politisi Joko Widodo ke wali kota Solo.

Laporan itu diberikan dalam bentuk surat. Alasannya berkaitan dengan tak kunjung ditemukannya penyair Wiji Thukul yang hilang sejak zaman pemerintahan Orde Baru.

Koordinator Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta, Tri Wahyu mengeklaim menemukan tiga arsip kredibel di Indonesia yang menunjukkan bahwa pada 9 tahun lalu atau 9 Juni 2014, Joko Widodo yang saat itu masih menjadi politisi berjanji mencari dan menemukan warga Surakarta/Solo yang hilang yaitu Wiji Thukul.

"Tapi, jelas janjinya adalah mencari dan menemukan Wiji Thukul, hidup atau meninggal. Cari dulu, dia kan bilang soal rekonsiliasi dan lain-lain, tapi dia bilang. Cari dulu, ini yang kami ingin bilang dia tidak pernah lagi pidatonya atau pandangannya adalah Wiji Thukul," katanya usai melalukan orasi di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta, Jum'at, (9/6/2023).

Status Wali Kota Solo

Tri Wahyu tak mempermasalahkan terkait status wali kota Solo saat ini yang juga merupakan anak dari Joko Widodo. Sebab menurut Tri, hal ini didasari bahwa pada 9 Juni 2014, posisi Jokowi masih sebagai calon presiden dan seorang politisi. Konsisten dengan itu, pada hari ini koalisi melaporkan Jokowi sebagai politisi ke wali kota Solo.

"Kami tidak sebut namanya Gibran karena bisa saja ke depan Gibran ganti dengan pejabat yang lain, tapi Wali kota Solo sebagai satu jabatan akan tetap dan melekat. Dan Wiji Thukul ini adalah warga Solo. Jadi, ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan agar wali kota Solo itu tidak tinggal diam atas janji seorang politisi yang berjanji dan menemukan seorang warga Solo yaitu Wiji Thukul ternyata tidak ditepati," paparnya.

Tri yakin Gibran sosok wali kota yang responsif, meski di satu sisi ia juga anak Joko Widodo. Namun, jika laporannya tidak direspons, hal itu menjadi penanda bahwa wali kota Solo juga tidak serius menanggapi laporan itu.

"Iya harapannya seperti itu. Dan ini karena menyangkut warga Solo yang hilang, dan ini menyangkut nyawa manusia. Dan mohon maaf kalau dia tidak respons, ini menjadi penanda juga bahwa dia tidak serius untuk menjaga keselamatan warga Solo dalam hal ini adalah Wiji Thukul," tegasnya.

Masih Nihil

Tri menyebut, upaya pencarian hingga tahun kesembilan ini masih nihil. Sebab, dalam narasi di ketiga arsip tersebut jelas kata-kata Joko Widodo adalah mencari dan menemukan Wiji Thukul.

"Kita paham sekarang ada yang namanya penyelesaian nonyudisial, misalnya dia bikin satu tim untuk penyelesaian nonyudisial, pelanggaran HAM berat dan lain-lain. Padahal, Joko Widodo menyebut, Wiji Thukul adalah teman baik saya, Mbak sipon adalah teman baik saya, kemudian anak-anaknya teman baik saya. Sembilan tahun tidak dicari dan tidak ditemukan, padahal hilang," pungkasnya.

Wiji adalah salah satu dari 13 orang yang dinyatakan hilang sejak 1997-1998. Ia merupakan aktivis gerakan rakyat yang kerap mengkritik pemerintahan Orde Baru lewat puisi-puisinya.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!