NASIONAL

Wapres: Iduladha Momen Tingkatkan Solidaritas

"Kalau ada generasi yang sudah tidak peduli lagi terhadap sesama, itu saya kira lonceng kematian atau kehancuran bangsa ini,”

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / Rony Sitanggang

Iduladha 2024
Wapres Ma’ruf Amin usai menyerahkan kurban sapi jenis limousin berat 1,16 ton di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (17/06/24). (Antara/Aprillio Akbar)

KBR, Jakarta-  Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut, Iduladha menjadi momentum salah satu esensi untuk memaknai kurban dalam meningkatkan solidaritas sosial. Menurutnya, kurban merupakan simbol pengorbanan seseorang terhadap sesama.

“Dan ini pelajaran penting buat kita untuk bersolidaritas sosial. Simbol sebenarnya menyembelih kurban itu simbol saja. Tetapi dalam arti lebih luas kita sebenarnya bukan hanya menyembelih kurban tetapi memberikan sesuatu untuk kepentingan banyak orang,” ujar  Wapres  usai menyerahkan sapi kurban kepada Imam Besar Masjid Istiqlal,  Senin, (17/6/2024).

Wapres meyakini, masyarakat di tanah air masih menjaga kepedulian terhadap sesama bahkan tanpa memandang latar belakang agamanya. Itu terlihat dari adanya sejumlah pemberi hewan kurban yang  bukan dari kalangan muslim.

“Ternyata yang berkurban itu bukan hanya orang Islam. Tadi Pak Imam Besar bilang pada saya, ternyata yang memberi kurban banyak nonmuslim. Mereka memang bukan untuk apa, mereka untuk solidaritas sosialnya, itu yang tumbuh,” ungkap Wapres.

Baca juga:

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengharapkan semangat Indonesia baik yang diwujudkan dalam bentuk kurban di hari Iduladha maupun pengorbanan lain terus dihidupkan dan ditingkatkan.

“Jangan sampai melemah, jangan sampai tidak peduli. Tidak peduli ini bahaya. Kalau ada generasi yang sudah tidak peduli lagi terhadap sesama, itu saya kira lonceng kematian atau kehancuran bangsa ini,” katanya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!