NUSANTARA

Tips Pengelolaan Keuangan untuk Keluarga Disabilitas

Lima dari sepuluh keluarga dengan penyandang disabilitas mengalami overspending sehingga memicu tingginya utang.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / Sindu

Tips Pengelolaan Keuangan untuk Keluarga Disabilitas
UMY memberikan Pelatihan Literasi Keuangan Syariah bagi Penyandang Disabilitas, Senin, 22 Juli 2024. Foto: BHP UMY

KBR, Yogyakarta- Pengeluaran keluarga dengan anggota disabilitas 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga non-disabilitas. Angka itu didapatkan berdasarkan data yang dikumpulkan Sakinah Finance.

Selain itu, survei Badan Pusat Statistik tahun 2018 mencatat terdapat 5 persen penyandang disabilitas di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen yang dapat bekerja menurut hasil survei Kementerian Tenaga Kerja 2021. Pada Februari 2020, ada 17,74 juta orang penduduk usia kerja penyandang disabilitas.

Data lain menyebut, lima dari sepuluh keluarga dengan penyandang disabilitas mengalami overspending sehingga memicu tingginya hutang.

Ketua Pusat Studi Disabilitas dan Kemanusiaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Falasifah Ani Yuniarti mengatakan, akhir-akhir ini banyak masalah keuangan seperti peminjaman online (pinjol) dan judi online (judol) yang dialami masyarakat, termasuk kelompok disabilitas.

Karena itu, menurut Falasifah, masyarakat harus mengerti bahwa literasi keuangan sangat penting untuk mencegah jebakan keuangan yang merugikan. UMY juga ingin bisa berkontribusi, antara lain dengan memberikan pelatihan literasi keuangan syariah bagi penyandang disabilitas.

"Sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah, kami selalu berupaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat termasuk kaum disabilitas, sehingga UMY tidak hanya dikenal secara akademisnya, namun juga kontribusinya kepada umat," katanya dalam rilis yang dikirimkan KBR, Senin, (22/7/2024).

Keuntungan Singkat

Menurut Falasifah, kecanggihan teknologi saat ini banyak disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab. Semisal dalam bentuk pinjaman online ilegal, yang memberikan keuntungan cepat dalam waktu singkat.

“Akibatnya yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras akan mudah tergiur oleh tawaran tersebut. Maka dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.

Kemudian juga bisa menghindari investasi ilegal yang tidak diawasi oleh OJK, serta masyarakat, khususnya penyandang disabilitas, agar dapat lebih bijak dan waspada dalam mengelola keuangannya,” ujarnya.

Tips

Founder Sakinah Finance, Murniati Mukhlisin menambahkan, ada beberapa tips dalam merencanakan keuangan personal bagi keluarga penyandang disabilitas.

Pertama, pahami kebutuhan keluarga penyandang disabilitas. Kedua, periksa kesehatan kondisi keuangan, ketiga identifikasi permasalahan arus kas, dan keempat membuat prioritas pemasukan bulanan.

“Dalam Islam penting bagi kita untuk merencanakan keuangan terutama pasca kematian, agar kita tidak meninggalkan hutang yang akan dihisab di akhirat kelak,” ujarnya.

Cek 2L

Pengawas Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Perlindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis OJK, Rosi Kho Arliyani mengungkapkan, terkait konsep keuangan syariah yang menawarkan sistem berlandaskan syariat Islam dan melarang praktik bunga (riba), larangan ketidakpastian (gharar), dan spekulatif (Masyir) dalam transaksi.

Sehingga apabila masyarakat ingin meminjam online ataupun investasi bisa mengikuti konsep keuangan syariah, karena banyak investasi ilegal yang beredar di media sosial. Oeh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada.

"Masyarakat bisa mengecek 2L sebelum melakukan investasi yaitu LEGAL yang berstatus perizinan badan hukum, LOGIS yang mana imbal hasilnya wajar dan memiliki risiko. Sehingga masyarakat tidak tergiur dengan penawaran yang tidak wajar. Tidak semua layanan pinjam meminjam uang itu berbahaya, pinjol akan bermanfaat jika digunakan sesuai kebutuhan, dan kemampuan hanya 98 platform pinjol yang diawasi OJK," pungkasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!