indeks
Tahun Ini, Ada 30 Kasus Gantung Diri di Gunungkidul

KBR68H, Gunungkidul - Kasus Wiro Wiharjo, korban tewas akibat gantung diri di Gunungkidul, Yogyakarta menambah deretan angka bunuh diri menjadi 30 orang pada tahun 2013.

Penulis: Radio Star Jogja

Editor:

Google News
Tahun Ini, Ada 30 Kasus Gantung Diri di Gunungkidul
gunungkidul, gantung diri, kasus

KBR68H, Gunungkidul - Kasus Wiro Wiharjo, korban tewas akibat gantung diri di Gunungkidul, Yogyakarta menambah deretan angka bunuh diri menjadi 30 orang pada tahun 2013.

Meski angka gantung diri ini cukup banyak namun menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 39 orang.
Kapolres Gunungkidul Ajun Komisaris Besar Polisi Faried Zulkarnaen mengatakan, rata-rata korban gantung diri berusia 60-90 tahun. Untuk motif bunuh diri tersebut tidak jauh dari masalah ekonomi, sakit dan putus asa.

“Depresi, frustasi, sakit menahun yang tidak sembuh-sembuh,” kata Faried.

Menurutnya, kasus bunuh diri bisa ditekan dengan pendekatan agama dan pendampingan keluarga. Ahli Kejiwaan dari RSUD Wonosari Ida Rachmawati mengatakan, maraknya kasus bunuh diri di Gunungkidul menunjukkan betapa masalah psikososial belum tertangani dengan baik. Bunuh diri merupakan fenomena gunung es, dari atas tampak kecil namun di bawahnya terdapat masalah besar.

Menurut Ida, bunuh diri tidak hanya didominasi lansia saja, ada pergeseran ke usia produktif. Alumnus Psikiatri UGM ini mengkhawatirkan fenomena bunuh diri akan menjadi semacam “model” untuk mengatasi suatu masalah.

“Bicara bunuh diri adalah bicara kesehatan jiwa. Dari studi literatur 80 persen penyebab bunuh diri adalah depresi apapun pemicunya,” kata Ida.

Ida mendesak perlunya dibentuk suatu sistem terpadu yang melibatkan berbagai sektor dari kesehatan, sosial, keagamaan dan sektor terkait lainnya dengan membentuk semacam gugus tugas yang dikomandani oleh bupati.

Sumber: Radio Starjogja

Editor: Doddy Rosadi

gunungkidul
gantung diri
kasus

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...