NASIONAL

Siklon Tropis Anggrek Masuk RI, Waspada Cuaca Ekstrem

Siklon Tropis Anggres berpotensi menyebabkan gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.

AUTHOR / Hoirunnisa

banjir
Prakirawan BMKG memperlihatkan peta gelombang laut di Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (15/1/2024). ANTARA FOTO/Jessica Wuysang

KBR, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi pergerakan Siklon Tropis Anggrek di sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu. Deputi Meteorologi BMKG Guswanto memperkirakan kategori Siklon Tropis Angrek akan meningkat.

"Diperkirakan meningkat dari kategori satu menjadi kategori dua dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah selatan," kata Guswanto di Jakarta, Rabu (17/1/2024), dikutip dari ANTARA.

Siklon Tropis Anggrek berpotensi menyebabkan gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.

Di tempat lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengirim surat edaran kepada perangkat daerah untuk mewaspadai bencana akibat Siklon Tropis Anggrek.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat Edy Heryadi mengatakan siklon itu berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di wilayahnya.

"Di Jawa Barat terdapat beberapa wilayah yang memang potensi ancaman banjir ataupun tanah longsor, sehingga kami setiap hari dari BPPD provinsi Jawa Barat mengingatkan kepada teman- teman BPBD kabupaten kota sampai juga ke kecamatan, mengenai informasi-informasi perkiraan cuaca yang mungkin akan terjadi hujan lebat di wilayah daerah rawan bencana itu," kata Edy dalam keterangan pers di kanal Youtube BNPB, Rabu (17/1/2023).

Baca juga:

Edy juga mengimbau masyarakat di sekitar bantaran sungai hingga lereng gunung siaga bencana.

Untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi basah, BPBD Jawa Barat telah melakukan normalisasi kali dan rutin memantau debit air.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!