NUSANTARA

Satu-satunya Rakit Transportasi Hanyut, Ratusan Warga di Aceh Timur Terisolir

Ratusan warga yang tinggal di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, terisolasi setelah getek atau rakit bambu yang menjadi satu-satunya moda transportasi penghubung hanyut terbawa arus deras

AUTHOR / Erwin Jalaludin

EDITOR / Agus Luqman

Satu-satunya Rakit Transportasi Hanyut, Ratusan Warga di Aceh Timur Terisolir
Getek atau rakit bambu terlihat hanyut di Sungai Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (12/12/2024). (Foto: Ist)

KBR, Aceh Timur – Ratusan warga yang tinggal di kawasan Desa Pante Kera dan Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, terisolir akibat hanyutnya getek atau rakit bambu.

Rakit bambu ini merupakan alat transportasi yang digunakan masyarakat pedalaman. Rakit itu tenggelam lantaran tali pengikat rakit putus, usai diterjang arus sungai yang deras.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Ashadi mengatakan, aktivitas penyebarangan di 2 desa pedalaman ini terputus total.

Anak-anak di desa itu juga tidak bisa ke sekolah, karena rakit bambu itu merupakan satu-satunya jalur penyebarangan yang dilalui oleh 2 desa.

"Rakit hanyut karena tali kawat (sling) putus. Makanya hanyut rakit geteknya itu. Hari ini anggota kita turun ke lokasi mengecek. Hasil survey di lapangan itu nanti dilaporkan ke Bupati. Kita tak memiliki anggaran khusus untuk memperbaiki itu," kata Ashadi kepada KBR, Kamis (12/12/2024).

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Timur, Ashadi menambahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) sudah diterjunkan untuk melakukan inventarisir dampak peristiwa tersebut.

Ia berjanji akan melaporkan dampak kerusakan getek atau rakit bambu yang rusak ke Bupati Aceh Timur, agar dicarikan solusi perbaikan kembali di lapangan.

"TRC sudah berada di lokasi. Begitu sudah ada laporannya langsung Kita teruskan ke Bupati untuk dicarikan langkah-langah upaya penanganan selanjutnya. Apakah diperbaiki getek yang rusak setelah hanyut di sungai atau dilakukan bantuan lain," lanjutnya.

red

Tokoh masyarakat setempat, Muhammad mengatakan warga mengalami kesulitan dengan lumpuhnya jalur penyebrangan tersebut.

Apalagi, sarana transportasi itu sering digunakan untuk sarana mengangkut hasil pertanian dan perkebunan masyarakat Pante Kera dan batu Sumbang.

"Kami sayangkan sekali bila tak tertangani secepatnya Bisa-bisa anak-anak disini putus sekolah. Kalau naik transportasi perahu, tentu dapat menguras biaya yang besar untuk jasa antar-jemput menyebrangi sungai itu, ” keluhnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!