NUSANTARA

9.200 Rumah Berlantai Tanah dan Beratap Bambu di Ngawi

Dua hal tersebut termasuk indikator rumah tidak layak huni (RTLH) yang layak dapat bantuan renovasi.

AUTHOR / Adhima Soekotjo

EDITOR / Sindu

9.200 Rumah Berlantai Tanah dan Beratap Bambu di Ngawi
Ilustrasi: Rumah Tidak Layak Huni di Ngawi, Jawa Timur.

KBR, Ngawi– Ribuan rumah di Ngawi, Jawa Timur, masih berlantai tanah dan beratap bambu. Dua hal tersebut termasuk indikator rumah tidak layak huni (RTLH) yang layak dapat bantuan renovasi.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Ngawi, Mafhuh Affandi mengatakan, pemilik rumah tak layak huni tersebut tidak memiliki pekerjaan tetap. Kata dia, ada beberapa indikator lain untuk sebuah rumah dinyatakan tidak layak huni.

“RTLH ada 9.200 rumah dengan kondisi rumah berlantai tanah, tembok tidak permanen, dan atap rumah dari bambu bukan genting. Mayoritas mereka tidak mempunyai pekerjaan tetap sehingga mereka kesulitan untuk memperbaiki rumahnya,” kata Mahfud saat ditemui di ruang kerjanya Jumat, 30 Agustus 2024.

Baca juga:

Dinas Perkim Ngawi menganggarkan Rp3 miliar untuk perbaikan 150 unit rumah. Miliaran dana tersebut akan dibagikan ke ratusan pemilik rumah untuk biaya perbaikan.

Anggaran perbaikan akan langsung ditransfer ke pemilik rumah untuk dibelanjakan kebutuhan rehabilitasi, sesuai ketentuan, yakni lantai bukan tanah dengan dinding permanen serta atap yang kokoh.

"Satu rumah sekitar 20 jutaan untuk tahun ini dengan alokasi 17,5 juta untuk bahan bangunan dan 2,5 juta untuk tukang. Sistem kita bantuan sosial, hibah, ya, sistemnya. Rp20 juta kita transfer ke rekening penerima bantuan, mereka sendiri yang akan merencanakan kebutuhan,” imbuh Mafhuh.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!