NUSANTARA

Resmikan Bendungan, Jokowi: Produktivitas Pertanian Diharapkan Naik Signifikan

Bendungan senilai Rp846 miliar itu memiliki luas genangan 2.313 hektare

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Muthia Kusuma

joko widodo
Ilustrasi Presiden RI, Joko Widodo (FOTO: ANTARA)

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Margatiga di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Dalam sambutannya, Jokowi menegaskan, air sangat penting bagi kehidupan, sehingga manajemen pengelolaan air di semua provinsi akan menjadi fokus pemerintah.

"Yang pertama, untuk air baku kehidupan kita. Yang kedua, juga untuk irigasi bagi sawah-sawah yang kita miliki. Yang ketiga, juga untuk mereduksi banjir kalau memang di daerah itu masih ada banjir," kata Jokowi di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin (26/03/24).

Jokowi menyebut Bendungan Margatiga ini sudah tujuh tahun dikerjakan yakni sejak 2017. Bendungan senilai Rp846 miliar itu memiliki luas genangan 2.313 hektare, dengan daya tampung 42 juta meter kubik air. Ia berharap, Bendungan Margatiga yang merupakan bendungan yang ke-44 yang diresmikannya dalam sepuluh tahun terakhir itu bisa berfungsi baik untuk irigasi, air baku, listrik, hingga mereduksi banjir di sekitar bendungan.

"Dan kita harapkan produktivitas petani yang terkait dengan Bendungan Margatiga ini betul-betul bisa naik dengan signifikan," tambahnya.

Baca juga:

Selain itu, Presiden Jokowi juga meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Bandar Lampung. Jokowi menyebut SPAM ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) di Provinsi Lampung yang sudah dikerjakan sejak tahun 2020.

"Karena memang problem besar hampir di semua kota di negara kita ini adalah urusan air bersih untuk rumah tangga. SPAM ini akan melayani lebih kurang 60 ribu rumah tangga. Ini sangat, sebuah kapasitas yang sangat besar sekali," kata Jokowi di Bandar Lampung, Senin (26/08/24).

Jokowi menyebut SPAM ini dibangun dengan anggaran yang tidak kecil, yakni Rp1,38 triliun dengan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Ia mengklaim,  air yang dihasilkan lebih bersih dibandingkan air kemasan. Itu sebab dia mendorong agar lebih banyak rumah tangga yang tersambung dengan SPAM tersebut.

"Karena NTU-nya (tingkat kekeruhan air) 0,278, padahal standar dari Kemenkes itu 3, kalau air kemasan 0,8, jadi lebih bagus. Sehingga saya titip kepada Ibu Wali Kota, Bapak Bupati, agar sambungan ke rumah tangga betul-betul didorong agar semakin banyak rumah tangga kita yang memiliki sambungan SPAM yang kita bangun ini," sambungnya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!