NUSANTARA

Puluhan Produk UMKM Jateng Siap Go Internasional

"Diharapkan mampu menjadi promosi untuk produk dari Jateng,"

AUTHOR / Anindya Putri

EDITOR / Rony Sitanggang

UMKM di Jateng
Dorong UMKM, parade Solo Batik Carnival ke-15 di Kota Solo, Jateng, Sabtu (13/7/2024). (Antara/Maulana Surya)

KBR, Jakarta – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengatakan sebanyak 20 produk dari  pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayahnya siap dipasarkan secara internasional. Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengungkapkan 20 pelaku UMKM tersebut berasal dari 11 Kabupaten/Kota di Jateng.

"UMKM yang ada di Jawa Tengah itu ada banyak, produk yang dari Jateng juga banyak yang dipasarkan ke internasional. Kemarin ada 20 UMKM yang kita berangkatkan untuk mengikuti Expo di Bali diharapkan mampu menjadi promosi untuk produk dari Jateng," ungkap Nana di Semarang, Jumat (19/07/24).

Nana merinci, puluhan produk UMKM tersebut terdiri dari berbagi jenis seperti produk fashion, aksesoris, furniture/homedecor, makanan/minuman dan alat musik.

Baca juga:

Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengatak, produk UMKM itu telah menjalani berbagai tahapan kurasi, bimtek dan sertifikasi ekspor hingga ditetapkan layak ikut dalam kontak bisnis di Bali.

"Sebelum dipasarkan mereka itu diseleksi dulu dari 245 UMK di Jateng,"jelasnya.

Nana menuturkan, pemprov  berkomitmen melakukan sejumlah upaya pendampingan, untuk meningkatkan produktivitas UMKM yang ada di Jawa Tengah.

"Kami akan terus mendampingi dan memantau para pelaku UMKM di Jateng agar terus berjalan sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian," imbuhnya.

Dari indikator yang dihimpun KBR, berdasarkan data dari Dinkop dan UMKM Jateng mencatat, sampai dengan Triwulan II tahun 2024 jumlah binaan mencapai 191.689 UMKM. Rinciannya UKM produksi/non pertanian sebanyak 74.203, UKM Pertanian 28.520, UKM perdagangan 67.210 dan UKM Jasa 21.756.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!