NUSANTARA

Program Makan Bergizi Gratis di Rembang, Siswa Makan Tanpa Sendok

“Makanya siswa juga perlu diedukasi untuk membawa sendok dan garpu dari rumah masing-masing, supaya mereka tidak makan dengan memakai tangan atau bahasa Jawanya muluk,” kata Isti Choma Wati.

AUTHOR / Musyafa Musa

EDITOR / Muthia Kusuma Wardani

Google News
makan
Ilustrasi siswa makan tanpa alat makan lengkap, di Tulungagung , Jawa Timur, Senin, (7/1/2025)(FOTO: KBR/Adhar)

KBR, Rembang– Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menghadapi kendala terkait fasilitas pendukung. Banyak siswa yang terpaksa makan tanpa menggunakan alat makan karena tidak adanya sendok dalam paket MBG yang dibagikan.

Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang, Isti Choma Wati, menjelaskan, kondisi ini mengharuskan pihak sekolah untuk menyiapkan tempat cuci tangan dan persediaan air yang cukup.

“Makanya siswa juga perlu diedukasi untuk membawa sendok dan garpu dari rumah masing-masing, supaya mereka tidak makan dengan memakai tangan atau bahasa Jawanya muluk,” kata Isti Choma Wati.

Baca juga:

Isti menambahkan, pihaknya masih terus melakukan pantauan terhadap program MBG yang baru dimulai di 14 sekolah di Kecamatan Lasem dan Sluke pada hari Selasa (18/02). Kata dia, program ini masih bersifat sampel, dan sekolah lain akan menyusul secara bertahap.

Selain masalah persiapan sendok, Isti juga menyoroti pentingnya sosialisasi dan ketepatan waktu distribusi. Menurutnya, jadwal yang tidak tepat dapat membingungkan pihak sekolah.

"Soalnya ketika hari pertama kemarin ada. Jadwal makan rencana jam istirahat pertama, karena molor akibat kendala pengiriman, akhirnya diundur jam istirahat kedua. Selain itu, anak-anak perlu diingatkan bawa air minum sendiri. Jadi habis makan, bisa minum air putih. Paket MBG adanya susu kotak," pungkasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!