NUSANTARA

PLTP Lumut Balai II Diharapkan Bisa Uji Coba Desember

Diklaim mampu menurunkan emisi karbon sebesar 581 ribu ton.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

PLTP Lumut Balai II Diharapkan Bisa Uji Coba Desember
Kondisi PLTP Lumut Balai yang berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: KBR/Ardhi Ridwansyah

KBR, Sumatra Selatan– Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit II di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan kini masih dalam tahap pembangunan pembangkit.

PLTP yang dikembangkan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) itu diharapkan bisa rampung pada akhir 2024. Perkembangan pembangunan tersebut disampaikan Manajer Operasional PT PGE Area Lumut Balai, Aris Kurniawan kepada sejumlah jurnalis .

“Saat ini sudah masuk tahap EPCC, ya, konstruksi untuk pembangkitnya, diharapkan Desember bisa masuk fase commissioning (uji coba), ya, sehingga kita bisa masuk ke tahap berikutnya, yaitu komersial,” kata Aris dalam acara “Jelajah Energi Sumatra Selatan 2024”, Kamis, (29/2/2024).

Aris menambahkan, PLTP Lumut Balai II akan memiliki kapasitas 55 Megawatt, sama seperti PLTP Lumut Balai I. Jika sudah terbangun, maka kapasitas yang terpasang sebesar 110 Megawatt.

Aris mengeklaim, bila PLTP Lumut Balai II dan PLTP Lumut Balai I sudah beroperasi, maka secara total mampu menurunkan emisi karbon sebesar 581 ribu ton.

Produksi listrik yang dihasilkan PLTP akan dialirkan ke gardu induk Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“Dari produksi listrik kita, kita ini masuk jaringan tegangan tinggi 150 Kv sehingga ini harus masuk ke gardu induk PLN. Nanti dari PLN yang akan mendistrbusikan ke konsumen, sehingga produksi listrik dari Lumut Balai I masuk ke gardu listrik yang di Tanah Abang lalu akan memasok ke sekitar Muara Enim dan Lahat,” jelasnya.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!