NUSANTARA

Pilkada Banyuwangi, Partai Demokrat Usung Ipuk

"Kita berbicara kepada DPP, dan DPP sudah memutuskan"

AUTHOR / Hermawan Arifianto

EDITOR / Rony Sitanggang

Pilkada Banyuwangi 2024
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (Pemkab)

KBR,  Banyuwangi-  Dukungan terhadap Calon Bupati Banyuwangi Petahana Ipuk Fiestiandani Azwar Anas kian menguat, untuk maju dalam Pilkada Banyuwangi 2024.

Setelah sebelumnya, Partai Nasdem yang menurunkan rekomnya ke istri Menpan RB Abdullah Azwar Anas tersebut, kini giliran Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP).  

Partai Demokrat tidak hanya merekomendasikan calon bupati Banyuwangi saja namun juga wakil bupati Banyuwangi juga. Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyono mengatakan, untuk rekomendasi wakil bupati jatuh pada Mujiono yang saat ini masih menjabat sebagai sekretaris Daerah Banyuwangi. 

Kata dia, keluarnya surat rekomendasi itu sebagai bukti kesungguhan dan komitmen partai dalam memilih pemimpin yang terbaik.

"Sebelum memutuskan itu kita kan mau mencalonkan sendiri sebagai bupati dan wakil bupati. Karena sampai saat ini kami belum menemukan dan kita berbicara kepada DPP, dan DPP sudah memutuskan bersama kami," ujar Michael Edy Hariyono,  Senin ( 29/7/2024) di Banyuwangi.

Baca juga:

Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyono menambahkan, munculnya nama Mujiono sebagai calon wakil bupati mendampingi Ipuk karena dinilai mempunyai sepak terjang yang baik dalam birokrasi pemerintahan. Mujiono dianggap mampu diandalkan dalam mencari solusi penyelesaian masalah di daerah

Michael memastikan surat rekomendasi yang terbit tersebut bukan hanya surat biasa, namun sifatnya mengikat, karena dalam bentuk B.1-KWK. Menurut Michael, B.1-KWK sendiri merupakan form yang digunakan kandidat calon bupati dan calon wakil bupati untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!