NASIONAL

PHK Banyak, UMKM Naik

Sektor padat karya kini tengah mengalami tekanan akibat menurunnya permintaan global.

AUTHOR / Hoirunnisa, Resky Novianto

EDITOR / R. Fadli

PHK
Ilustrasi. (Foto: ANTARA/HO-Humas Kemenperin)

KBR, Jakarta - Pemerintah mengakui ada banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri akhir-akhir ini. Penyebabnya, menurut Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, sektor padat karya kini tengah mengalami tekanan akibat menurunnya permintaan global. Dampaknya, sektor padat karya menjadi penyumbang kasus PHK terbanyak.

“Jadi memang setelah kita evaluasi khususnya di bidang padat karya, memang dampak dari global perekonomian dunia memang jumlah permintaan kepada mereka (pabrik) itu berkurang. Sehingga pabrik-pabrik yang tadinya menyiapkan untuk ekspor itu menurun nilai ekspornya, ini yang menyebabkan banyak PHK. Kita sedang mapping juga,” kata Afriansyah di Kota Makassar, Rabu (7/8/2024)

Afriansyah menambahkan, saat ini ada sejumlah investor yang siap membangun pabrik industri padat karya seiring banyak pula perusahaan yang kolaps. Untuk itu, Kemenaker memastikan perusahaan-perusahaan tadi akan lebih memprioritaskan merekut tenaga kerja lokal.

PHK Banyak, UMKM Naik

Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan UKM memperkirakan, jumlah usaha mikro kecil dan menengah UMKM akan bertambah pasca-banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor industri.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, ekonomi Indonesia hingga kini masih ditopang UMKM. Karena itu, masyarakat pasti akan berwirausaha dengan sendirinya.

"Ada 97 persen lapangan pekerjaan itu UMKM, sehingga kalau sekarang banyak deindustrialisasi banyak PHK, itu pasti pedagang offline dan online yang individu itu akan meningkat. Jadi kami (KemenkopUKM) kalau soal data itu dinamis sekali data UMKM itu," ujar Teten dalam sambutannya di BCA UMKM Fest 2024, Rabu (7/8/2024).

Teten menambahkan, kementeriannya kini menyiapkan kebijakan yang bisa membantu mendongkrak daya beli masyarakat. Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM juga tengah mengupayakan pemberian Kredit Usaha Rakyat untuk UMKM tanpa agunan.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!