NUSANTARA

Peternak Ayam Pakai LPG Subsidi, Sebabkan Kelangkaan di Magetan

"Salah satu penyebab kelangkaan LPG karena gas LPG melon digunakan untuk peternakan ayam potong."

AUTHOR / Adhima Soekotjo

EDITOR / Rony Sitanggang

Peternak Ayam Pakai LPG Subsidi, Sebabkan Kelangkaan di Magetan
Ilustrasi: Peternakan ayam (Antara)

KBR, Magetan- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan, Jawa Timur menemukan penyelewengan penggunaan LPG subsidi di sejumlah peternak ayam potong. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan Sucipto mengatakan, dalam sidak ke sejumlah peternak ayam ditemukan LPG subsidi 3 kilogram digunakan penghangat anak ayam usia 1 hingga 14 hari, padahal LPG subsidi hanya untuk warga miskin.

"Salah satu penyebab kelangkaan LPG karena gas LPG melon digunakan untuk peternakan ayam potong. Padahal sudah ada aturanya dan undang-undangnya, peternak tidak diperbolehkan menggunakan LPG 3 kilogram," ujarnya ditemui di ruang kerjanya Jumat (19/7/2024).

Sucipto menambahkan, satu kandang peternak ayam yang menampung 15.000 hingga 20.000 ekor ayam membutuhkan 15 buah pemanas dimana dalam satu hari membutuhkan 2 tabung gas LPG subsidi 3 kilogram. Sehingga untuk memelihara ayam potong usia 1 hingga 14 hari dibutuhkan 420 tabung LPG subsidi 3 kilogram. Padahal sesuai aturan peternak ayam dilarang menggunakan LPG 3 kilogram.

Baca juga:

Penggunaan LPG Subsidi 3 kilogram oleh peternak ayam potong menjadi penyebab kelangkaan LPG di Kabupaten Magetan.


"Sampai umur 14 hari dibutuhkan dibutuhkan 420 tabung yang dibutuhkan satu kandang kapasitas 15.000. Yang seharusnya dipakai oleh warga beralih untuk peternakan. Jadi itulah kenapa gas LPG langka,” imbuhnya.

Dari keterangan peternak ayam mereka mendapatkan LPG 3 kilogram dari pengecer yang menjadi langganan mereka. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan rencananya hari ini akan mengumpulkan Agen dan pangkalan LPG untuk meberikan sosialisasi larangan menjual LPG bagi peternak ayam potong.

 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!