NUSANTARA

Pertamina Banyuwangi Klaim Keberadaan LPG Bersubsidi Sudah Normal

“Sudah mulai banyak konsumen yang kemarin kita operasi pasarpun yang dia memang mampu akhirnya mereka mengganti tabungnya ke yang pink. "

AUTHOR / Hermawan Arifianto

Elpiji subsidi langka di Banyuwangi
Antrean pembelian gas LPG 3 kilogram operasi pasar di Lapangan Blambangan, Banyuwangi, Jatim, Senin (24/07/23). (KBR/Hermawan)

KBR, Banyuwangi-  PT Pertamina Banyuwangi memastikan ketersedian gas LPG tiga Kilogram di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sudah kembali normal. Menurut Sales Brand Manager PT Pertamina Banyuwangi Denny Nugrahanto, hasil pengecekan di tingkat pangkalan pasokan gas LPG tiga Kilogram sudah kembali normal dan tercukupi. 

Kata dia, tidak ada antrean pembelian gas tabung melon seperti yang terjadi pada akhir Juli lalu. Kata Denny, kembali normalnya pasokan gas LPG 3 Kilogram sudah berjalan sejak sepekan ini.

Denny memperkirakan, kembali normalnya ketersedian gas LPG 3 Kilogram di Banyuwangi ini,   akibat kesadaran masyarakat dari golongan mampu untuk kembali beralih menggunakan gas LPG nonsubsidi meningkat. Hal itu bisa dilihat dari peningkatan penggunakan gas nonsubsidi yang mencapai 70 persen per harinya.

“Sudah mulai banyak konsumen yang kemarin kita operasi pasarpun yang dia memang mampu akhirnya mereka mengganti tabungnya ke yang pink. Harapannya tetap terjaga kesadaran Masyarakat terutama bagi yang mampu, Baik yang lima setengah maupun yang 12 kilo. Kalau nonPSO (public service obligation) itu dari kurang lebih hariannya sekitar tujuh ton, sekarang bisa 12, 13 ton per hari,” ujar Denny Nugrahanto,   Rabu (9/8/2023) di Banyuwangi

Sales Brand Manager PT Pertamina Banyuwangi Denny Nugrahanto menambahkan, selain naiknya penggunakan gas LPG nonsubsidi di Banyuwangi, normalnya ketersedian gas LPG tiga Kilogram, juga karena penambahan satu  juta tabung gas LPG  tiga kilogram di Jawa Timur. Penambahan dilakukan  sesuai intruksi dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Sehingga pasokan gas LPG melon bersubsidi tersebut dari yang sebelumnya 52 ribu tabung per harinya menjadi 160 ribu tabung per harinya.


Baca juga:

Denny Nugrahanto berharap, kesadaran Masyarakat dari golongan mampu untuk menggunakan gas LPG nonsubisidi lebih meningkat. Sebab peruntukan gas LPG melon tersebut memang digunakan untuk kalangan Masyarakat  bawah atau kalangan Masyarakat miskin.

Untuk memastikan pembelian gas LPG bersubsidi tersebut tepat sasaran, setiap pembelian di tingkat pangkalan Masyarakat harus menyerahkan e-KTP untuk dilakukan pendataan dan pemetaan penerima gas LPG bersubsidi.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!