NUSANTARA

Penyandang Disabilitas Masih Kesulitan Akses Lowongan Kerja

Perusahaan umumnya beralasan belum aksesibel untuk orang berkebutuhan khusus, sehingga tidak menerima pekerja difabel.

AUTHOR / Adhar Muttaqin

Penyandang Disabilitas Masih Kesulitan Akses Lowongan Kerja
Penyandang disabilitas mengunjungi bursa kerja di GOR Gajah Putih, Trenggalek, Rabu (15/5/2024). (Foto: KBR/Adhar Muttaqin)

KBR, Trenggalek - Penyandang disabilitas di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur masih kesulitan mengakses lowongan pekerjaan di sejumlah perusahaan.

Seorang penyandang disabilitas tunadaksa Trenggalek, Wakhid kesulitan saat mendatangi bursa kerja yang digelar Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

Ia mengatakan dari puluhan perusahaan pemberi kerja, hanya beberapa yang membuka lowongan untuk difabel, itupun dengan kuota yang sangat terbatas.

Wakhid mengatakan beberapa perusahaan beralasan tidak menerima pekerja difabel karena perusahaan tersebut belum aksesibel untuk orang berkebutuhan khusus.

"Agak susah (dapat pekerjaan). Alasannya karena fisik biasanya. Kantornya belum akses (untuk difabel)," kata Wakhid di Trenggalek, Rabu (15/5/2024).

Baca juga:

Untuk mengatasi ketimpangan akses pekerjaan tersebut, saat ini para penyandang difabel di Trenggalek memilih bekerja secara mandiri di rumah masing-masing.

Sekda Kabupaten Trenggalek Edy Supriyanto mengakui adanya keterbatasan lowongan pekerjaan untuk difabel.

Menurutnya sesuai dengan ketentuan, perusahaan minimal hanya menyediakan satu persen lowongan untuk difabel.

"Ada ketentuan memang, perusahaan itu ada satu persen dari tenaga kerja untuk difabel, tentunya difabel ini disesuaikan dengan jenis pekerjaannya," kata Edy.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan 2021, jumlah orang dengan disabilitas yang bekerja di sektor formal di Indonesia mencapai 7,04 juta orang atau 5,37 persen dari total penduduk yang bekerja. Hanya satu persen dari penyandang disabilitas yang bekerja di sektor formal.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!