NUSANTARA

Pemerintah Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang

Pj Gubernur Jabar minta sekolah yang akan melakukan wisata/study tour tidak ragu meminta bantuan polisi memeriksa kendaraan yang akan digunakan.

AUTHOR / Arie Nugraha

Pemerintah Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang
Anggota keluarga korban kecelakaan bus pariwisata di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). (Foto: ANTARA/Wahyu Putro)

KBR, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan pemerintah bakal menanggung semua biaya penanganan korban luka akibat kecelakaan bus wisata di Subang. Sementara untuk korban meninggal dunia mendapat santunan.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin usai menjenguk korban peristiwa kecelakaan bus wisata SMK Lingga Kencana, Depok yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang Ciereng.

Kecelakaan terjadi di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) pukul 18.48 WIB.

Bus yang mengalami kecelakaan tersebut merupakan rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana, Kota Depok. Bus terguling mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan 32 orang lainnya luka-luka

"Untuk santunan korban meninggal Rp50 juta dari Jasa Marga dan Rp20 juta untuk korban luka-luka. Kami pastikan semua biaya korban ditanggung pemerintah tapi kami akan upayakan biaya (pengobatan) ditangani oleh pemerintah semuanya," ujar Bey Machmudin, Ahad (12/5/2024) dini hari.

Bey menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa kecelakaan bus di Subang yang merenggut banyak korban jiwa.

Bey langsung mendatangi RSUD Subang, lokasi seluruh korban baik meninggal dunia maupun luka telah dievakuasi.

"Kami atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban meninggal dunia dan untuk korban luka semoga segera mungkin diberikan kesehatan," kata Bey.

Bey masih menunggu investigasi dari kepolisian. Setelah penanganan para korban, Polda Jabar langsung menerjunkan tim investigasi untuk mengetahui pasti penyebab kecelakaan.

"Kami masih menunggu dari pihak kepolisian detailnya seperti apa. Itu kan melibatkan tiga bus," ucap Bey.

Bey mengimbau kepada perusahaan bus agar selalu rutin memeriksa kelaikan kendaraan dan memberikan pengemudi yang dalam keadaan fit.

Ia juga minta ke pihak sekolah yang akan melakukan wisata maupun study tour agar tidak ragu meminta bantuan polisi untuk memeriksa kendaraannya.

"Kami minta sekolah-sekolah terutama sekarang lagi musim liburan sekolah jangan ragu minta bantuan kepada pihak kepolisian memeriksa kondisi bus agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," ucap Bey.

Baca juga:


Kecelakaan bus

Peristiwa kecelakaan bus wisata SMK Lingga Kencana, Depok di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat terjadi pada Sabtu (11/5/2024) pukul 18.48 WIB.

Jumlah korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan bus terguling di Ciater, Subang sebanyak 11 orang. Terdiri dari sembilan siswa, satu guru, dan satu warga Subang.

Sebanyak 14 orang luka ringan, 23 luka sedang, dan 12 luka berat kini sedang dilakukan perawatan intensif di RSUD Subang.

Menurut Fungsional Muda Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang, Jawa Barat, Tommy Hidayat, sebagian korban kecelakaan dibawa ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Cagak, Subang.

"Jumlah korban yang masuk ke Puskesmas Jalan Cagak adalah luka ringan dua orang, luka sedang sembilan orang dan luka berat 17 orang. 26 orang dirujuk kembali ke rumah sakit daerah Kabupaten Subang dan yang meninggal dunia yang masuk ke Puskesmas Jalan Cagak tercatat ada sembilan orang. Lima diantaranya perempuan dan empat laki-laki," ujar Tommy dalam siaran medianya ditulis Bandung, Minggu, 12 Mei 2024.

Tommy menjelaskan bahwa korban kecelakaan bus yang dirujuk kembali ke rumah sakit yang ada di ibu kota Kabupaten Subang rerata mengalami luka berat.

Untuk korban luka berat dirawat di tiga rumah sakit yaitu RS PTPN VII, RS Hamori, dan RSUD Subang.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!