NUSANTARA

Pembatik Papua Terancam Punah

Pembatik Provinsi Papua terancam punah. Ini disebabkan karena tidak adanya ketertarikan generasi muda setempat untuk belajar membatik.

AUTHOR / Radio Swara Nusa Bahagia

Pembatik Papua Terancam Punah
Pembatik Papua, terancam Punah

KBR68H, Jayapura- Pembatik Provinsi Papua terancam punah. Ini disebabkan karena tidak adanya ketertarikan generasi muda setempat untuk belajar membatik.

Pembatik asal Port Numbay, Jimmy Affar menuturkan, saat ini pembatik Papua yang berusia di atas 30-an tinggal tersisa 5 orang. Terkadang kegiatan membatik mereka, terkendala dengan lingkungan rumah tangganya, terutama para suami yang tidak mendukung kegiatan sang istri.

“Kadang kala kendalanya rumah tangga, karena rumah tangga probadi mereka, dimana suaminya tidak mendukung kelebihan istrinya  yang bisa membantu untuk dapur, lain untuk dia. Kadang kala suaminya mabuk, tidak mengerti dan akhirnya itu. Itu masalah yang selalu kita hadapi di orang asli Papua,” ungkap Jimmy Affar di Jayapura.   

Sementara itu, lanjut Jimmy, kalangan muda di Papua lebih memilih menjadi PNS atau swasta dari pada bekerja sebagai pembatik.

“Secara umum, pemudanya belum ada tertarik, menjadikan membatik itu menjadi peluang untuk mendapatkan income tuh belum ada, sehingga mereka selalu lulus kuliah pegawai negeri, lulus kuliah kerja di swasta,” tambah Jimmy Affar.

Jimmy Affar  menambahkan, upaya untuk mengkampanyekan seni membatik pada para pemuda terus dilakukan, salah satunya dengan melakukan berbagai pelatihan dan mengenalkan batik ke sekolah-sekolah. Pihaknya juga terus bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan berbagai instansi untuk mencari pembatik-pembatik lainnya.

Saat ini, sejumlah galeri batik di Papua melakukan proses membatiknya di luar Papua. Kebanyakan dari galeri ini melakukan pencetakan motif batik. Saat ini jarang ditemui batik motif khas Papua yang dilakukan dengan cara mencanting langsung di kainnya. (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!