NUSANTARA

Kebakaran Hutan Menurun di Jateng, Ada Banyak Warga Terlatih

Tim tersebut disiapkan untuk mengatasi kebakaran secara cepat dan tepat.

AUTHOR / Anindya Putri

EDITOR / Sindu

Kebakaran Hutan Menurun di Jateng, Ada Banyak Warga Terlatih
Ilustrasi: Kelompok Peduli Api atau tim penanggulangan kebakaran di Jawa Tengah. Foto: Ist

KBR, Semarang- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Tengah mengklaim telah menyiapkan tim penanggulangan kebakaran hutan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jateng, Widi Hartanto mengatakan, tim tersebut disiapkan untuk mengatasi kebakaran secara cepat dan tepat.

"SDM itu masyarakat peduli api, masyarakat peduli hutan untuk melakukan pencegahan hutan dan lahan, kemudian kami juga memberikan dukungan masyarakat peduli api seperti baju safety, alat komunikasi sebagai bentuk upaya penanganan karhutla," ungkap Widi di Semarang, Jumat, (20/09/24).

Widi mencatat, ada sepuluh kejadian kebakaran hutan di Jawa Tengah hingga Agustus 2024. Sedangkan pada tahun lalu, terdapat 630 peristiwa kebakaran. Saat itu, kerugian kebakaran mencapai Rp3,9 miliar. Total, 2 ribu hektare lahan dan 700 pohon yang terbakar.

"Kebakaran tahun ini menurun jika dibandingkan pada 2023 kemarin," jelasnya.

Widi mengatakan, terdapat 90 kelompok peduli api atau penanggulangan kebakaran yang tersebar di Jawa Tengah. Setiap satu kelompok berisi 40 hingga 50 orang, yang berasal dari warga hingga relawan. Menurut Widi, DLH juga memberikan pelatihan hingga sarana prasarana penanganan kebakaran kepada kelompok peduli api.

"Kelompok peduli api tersebut yang jelas dari warga yang sudah dilatih dan ada juga relawan," imbuhnya.

Widi berharap, kelompok peduli api akan semakin banyak di daerah rawan kebakaran hutan.

"Kalau banyak warga yang teredukasi penanganan api kebakaran juga dapat diatasi dengan tepat dan cepat," pungkasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!