NUSANTARA

Operasi Pasar di Kediri, Beras dan Telur Paling Laris

Beras Rp52 ribu per pak.

AUTHOR / Muji Lestari

Operasi Pasar di Kediri, Beras dan Telur Paling Laris
Beras SPHP yang dijual dalam operasi pasar di Balai Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Rabu, 27 September 2023. Foto: KBR/Muji Lestari

KBR, Kediri- Beras dan telur menjadi komoditas paling diminati dalam operasi pasar murah yang digelar di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu, 27 September 2023.

Hal ini disampaikan Kepala bidang Ketersediaan, Distribusi dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Arbai, saat berada di Balai Desa Cerme, Kecamatan Grogol atau tempat digelarnya operasi pasar murah.

Selama September 2023, Pemkab Kediri sudah menggelar empat kali operasi pasar. Upaya itu salah satunya untuk menekan mahalnya harga sembako, khususnya beras. Dalam operasi pasar dijual beraneka komoditas bahan pangan mulai dari beras, minyak goreng, gula dan telur.

"Komoditas yang paling laris beras dan telur, untuk beras sendiri kita sedang evaluasi beras sendiri, kira-kira bulan Oktober akan dilakukan lagi dengan titik lokasi yang berbeda," ujarnya.

Arbai mengungkapkan, komoditas bahan pangan itu dijual lebih murah dibandingkan dengan harga pasar. Semisal minyak goreng mulai Rp14 ribu per liter.

"Beras Rp52 ribu per pak, jadi per kilo harganya Rp10.400, selisih dengan di luar yang sudah Rp12.800, ada yang 13 ribu, telur Rp22 ribu di pasar, sekarang di pasar Rp24 ribu," jelasnya.

DKPP Kabupaten Kediri membawa beras sebanyak 8 ton, telur 1 kuintal dan minyak goreng sekitar 678 liter saat operasi pasar. Diharapkan operasi pasar ini mampu menstabilkan harga kebutuhan pokok yang akhir-akhir ini terus mengalami kenaikan.

"Antusias masyarakat di beras dan telur. Kami akan terus lakukan evaluasi," pungkasnya.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!