indeks
Nyamuk Penyebab DBD di Magetan Kebal Fogging, Tingkat Resistensi Bahkan Sampai 100 Persen

Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD di Kabupaten Magetan resisten terhadap insektisida, warga diminta tingatkan PSN.

Penulis: Adhima Soekotjo

Editor: Agus Luqman

Google News
Nyamuk Penyebab DBD di Magetan Kebal Fogging, Tingkat Resistensi Bahkan Sampai 100 Persen
Kegiatan foging di Kabupaten Magetan. (Foto: KBR/Adhima Soekotjo)

KBR, Magetan – Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Jawa Timur menyebut tujuh kecamatan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur masuk wilayah kategori nyamuk Aedes aegypti yang resisten (kebal) terhadap insektisida.

Epidemolog di Dinas Kesehatan Magetan, Agus Yudi Purnomo mengatakan, penggunaan insektisida pertanian yang masif selain insektisida di lingkungan rumah, membuat nyamuk kebal terhadap fogging (pengasapan).

Bahkan, kata Agus Yudi, tingkat resisten nyamuk aedes aegypti di kecamatan Palosan telah mencapai 100 persen.

"Nyamuk kita sudah kebal terhadap insektisida. Di wilayah yang penggunaan insektisida pertaniannya masif, seperti di Kecamatan Plaosan, ini sudah 100 persen kebal. Jadi insektisida itu bukan jalan keluar mengatasi vector," kata Agus Yudi Purnomo di ruang kerjanya, Rabu (8/1/2025).

Agus Yudi Purnomo menambahkan, Dinas Kesehatan akan gencar memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat bahwa fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan telur tidak terpengaruh.

Ia menjelaskan tiga tahap yaitu telur, larva, pupa hanya akan mati oleh perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Satu ekor aedes aegypti betina menghasilkan 800 butir telur. Ini sudah pasti mengandung virus karena hasil penelitan sudah confirm," kata Agus.

Hingga awal Januari 2025, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mencatat ada 3 kasus positif DBD. Pada 2024 tercatat 599 kasus. Jumlah itu merupakan yang tertinggi di Kabupaten Magetan selama lima tahun terakhir, dengan angak kematian empat orang.

Baca juga:

Kesehatan
DBD

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...