indeks
Nelayan NTT Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Dana Pinjaman

KBR68H, Kupang - Ratusan nelayan di Nusa Tenggara Timur mengeluh sulit mendapatkan kucuran dana untuk pengembangan usaha tangkapan ikan.

Penulis: Silver Sega

Editor:

Google News
Nelayan NTT Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Dana Pinjaman
nelayan ntt, dana pinjaman, hnsi

KBR68H, Kupang - Ratusan nelayan di Nusa Tenggara Timur mengeluh sulit mendapatkan kucuran dana untuk pengembangan usaha tangkapan ikan. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI Nusa Tenggara Timur Jefri Manafe mengatakan, alokasi dana tersebut memerlukan jaminan yang tak dimiliki nelayan. Bahkan, kata Jefri, wilayah perairan NTT lebih banyak dikelola oleh nelayan dan pengusaha perikanan dari luar NTT. (Baca: Gelombang Tinggi, BMKG minta Nalayan NTT Waspada)

"Banyak terjadi, banyak pengusaha itu bukan dari NTT tetapi kebanyakan pengusaha itu dari daerah luar. Ini tentu ada masalah. Kenapa karena pada umummnya saya melihat bahwa nelayan yang ada di NTT belum diberi kesempatan untuk bisa mendapatkan kucuran dana. Ini karena dana-dana yang ada itu harus ada jaminan. Karena itu mohon tolong diperhatikan supaya masyarakat NTT khususnya nelaya itu bisa diberikan kelonggaran untuk mereka bisa mendapatkan dana supaya bisa meningkatkan taraf ekonomi mereka lebih sukses ke depan."

Sementara, penjabat kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Andreas Jehalu mengklaim, pemerintah NTT memberi perhatian besar kepada para nelayan yang tersebar di 800 desa pesisir di NTT. Soal dana pinjaman dari lembaga perbankan, kata Andreas, para nelayan perlu berkoordinasi dengan pemerintah NTT serta perbankan untuk mendapatkan dana tersebut. Dinas Kelautan dan Perikanan NTT mengklaim akan mendata nelayan yang belum memiliki kapal dan alat tangkap guna mendapatkan bantuan.


Editor: Nanda Hidayat

nelayan ntt
dana pinjaman
hnsi

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...