NASIONAL

Naik Sejak Bulan Lalu, Harga Cabai Tertinggi Ada di Jabodetabek

" Tapi tertinggi sampai ada yang Rp100.000 per kilogram. Ini skala nasional kalau kita bicara. Harga tertinggi tetap ada di Jabodetabek.”

AUTHOR / Muhammad Rifandi Fahrezi

Harga Cabai
Ilustrasi. Pedagang Cabai di pasar tradisional. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - Harga cabai saat ini menjadi menjadi harga komoditas pangan dengan harga tertinggi. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, harga cabai sejak sebulan lalu terus merangkak naik secara perlahan.

“(Harga) yang paling tinggi di wilayah Jabodetabek memang, dan komoditas yang paling berat adalah cabai rawit merah. Cabai rawit merah itu Rp70.000 per kilogram, yang terendah sekitar Rp65.000-Rp67.000 per kilogram. Tapi tertinggi sampai ada yang Rp100.000 per kilogram. Ini skala nasional kalau kita bicara. Harga tertinggi tetap ada di Jabodetabek,” ujar Abdullah kepada KBR, Senin (30/10/2023).

Penyebab tingginya harga cabai dipicu faktor cuaca, kemarau panjang akibat el nino. "Akibatnya terjadi penurunan produksi cabai. Pada Oktober-November harga cabai biasanya memang cukup tinggi," terangnya.

Dia juga mengatakan, pemerintah terkesan lamban dalam merespons kejadian ini dan menganggap tidak ada gejolak saat harga cabai melonjak.

“Pemerintah terkesan santai-santai saja, dianggap tidak ada gejolak. Tapi bagi kami adalah mengingatkan hal yang penting agar pemerintah lebih aktif, lebih gesit, lebih produktif melakukan produksi, melakukan pendampingan termasuk subsidi, distribusi subsidi pangan yang lain adalah masyarakat tidak dirugikan terus menerus termasuk pedagang,” ujarnya.

Selain itu, tidak hanya harga cabai saja yang mengalami kenaikan. Abdullah menyebut, harga beras tembus Rp15.000 per kilogram dan akan konsisten mengalami kenaikan. Harga telur juga konsisten mengalami kenaikan.

“Tidak hanya telur sebenarnya, sayur mayur juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan juga. Jadi, telur, daging ayam itu mengalami kenaikan yang cukup konsisten kenaikannya,” ujarnya.

Abdullah menambahkan, kenaikan harga komoditas pangan berimbas pada daya beli masyarakat yang makin menurun.

Baca juga:

- Kunjungan Ke Palembang, Presiden Temukan Harga Cabai 70 Ribu per Kilo

- Harga Beras di Tingkat Konsumen Naik 27 Persen di Atas HET

Menurutnya, daya beli masyarakat menurun dari tahun lalu dan sekarang semakin parah akibat mayoritas harga komoditas mengalami kenaikan.

“Masyarakat sekarang pada dua bulan terakhir ini memang pembeliannya menurun. Jadi, biasanya beli satu kilogram beras, kita beli cuma setengah kilogram, biasanya beli cuma setengah kilogram telur, kita cuma beli beberapa butir telur. Terus, cabai juga begitu, biasanya beli cabai rawit merah, sekarang dioplos. Cabe rawit merah juga, cabai hijau juga, sehingga memang mengurangi pembeliannya,” tutup Abdullah.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!