NUSANTARA

Menggugah Perhatian Pemerintah Lewat Perayaan Hari Tari Dunia

KBR68H, Jakarta - Perhatian pemerintah terhadap keberlangsungan seni tari di Indonesia dirasa masih rendah. Anggapan itu disampaikan Guru Besar Seni Tari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Prof Sri Rochana Widyastutieningrum.

AUTHOR / Agus Luqman

Menggugah Perhatian Pemerintah Lewat Perayaan Hari Tari Dunia
Hari Tari Sedunia, 29 April, pentingnya Hari Tari, perhatian minim

KBR68H, Jakarta - Perhatian pemerintah terhadap keberlangsungan seni tari di Indonesia dirasa masih rendah.

Anggapan itu disampaikan Guru Besar Seni Tari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Prof Sri Rochana Widyastutieningrum.

Menurut Sri Rochana, selama ini pemerintah masih terkesan membiarkan sanggar-sanggar tari berjalan apa adanya tanpa perhatian serius. Pemerintah juga jarang memberi ruang pertunjukan kepada sanggar-sanggar tari atau para penari.

Karena itu, Sri Rochana merasa seperti mendapat kesempatan berbuat sesuatu ketika ia ditunjuk sebagai Ketua Panitia Perayaan Hari Tari Sedunia di Kota Solo, Jawa Tengah.

"Dengan adanya kegiatan ini berarti menyediakan wadah bagi sanggar-sanggar. Ada even atau tempat, wadah bagi sanggar untuk mengembangkan diri," kata Sri Rochana.

Atas pertimbangan itu pula, tahun ini Panitia Perayaan Hari Tari Dunia di Solo memilih melibatkan sanggar-sanggar tari untuk mengisi acara tahunan Kota Solo yang kali ini sudah memasuki tahun ketujuh.

"Biasanya, pada tahun-tahun lalu, Hari Tari Dunia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, yaitu melibatkan sekolah-sekolah. Tapi untuk tahun ini kami bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, yaitu melibatkan sanggar-sanggar tari," lanjut Rochana.

Ada lebih dari 3,500 orang terlibat dalam pergelaran Hari Tari Dunia 2013 di Solo, yang dikelompokkan menjadi sekitar 129 grup atau kelompok.

Perayaan Hari Tari Sedunia di Kota Surakarta digelar di sejumlah tempat. Mulai dari pusat perbelanjaan atau mall, Bandara Internasional Adi Sumarmo, Jalan protokol Jenderal Sudirman, dan kampus ISI Surakarta.

"Di bidang tari, kami ingin agar tari berkembang baik. Agar muncul kreatifitas tari, ada penciptaan-penciptaan baru di bidang tari, muncul penari-penari yang baik yang andal. Kami berharap itu akan punya makna bagi kehidupan masyarakat banyak, dan menjadikan Solo sebagai kota yang ramah bagi tamu dari tempat lain," kata Sri Rochana berharap.  


Peringatan Hari Tari Internasional---atau Hari Tari Sedunia---pertama kali diperkenalkan pada 1982 oleh Komite  Tari Internasional dari Institut Teater Internasional (ITI). Lembaga ini merupakan LSM mitra dari Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan UNESCO.


Hari Tari Dunia juga mendapat dukungan penuh dari Dewan Tari Internasional, lembaga bentukan UNESCO yang menaungi segala macam bentuk tari di dunia, mulai dari tari tradisional, kontemporer, modern dan lain-lain.



Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!