NUSANTARA

Masyarakat Pedalaman Papua Butuh Tiket Pesawat Murah

Direktorat Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Mimika berencana mengajak Pemda-pemda di Daerah Pegunungan untuk mengalokasikan dana untuk subsidi penerbangan perintis.

AUTHOR / Spedy Paereng

Masyarakat Pedalaman Papua Butuh Tiket Pesawat Murah
pesawat perintis, pedalaman papua

KBR68H, Timika - Direktorat Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Mimika berencana mengajak Pemda-pemda di Daerah Pegunungan untuk mengalokasikan dana untuk subsidi penerbangan perintis.


Kepala Bidang Perhubungan Udara, Jhon Rettop mengatakan, hal ini dilakukan karena quota dana subsidi yang dianggarkan Dirjen Perhubungan Udara terbatas, sementara jumlah penumpang yang bepergian ke daerah pedalaman Papua sangat tinggi.


Kata Jhon, subsidi dari Pemda-pemda akan sangat membantu masyarakat untuk menggunakan maskapai penerbangan perintis dengan tarif tiket terjangkau.


"Upaya yang kita lakukan saat ini adalah mengajak pemda-pemda di daerah pegunungan untuk ikut memberikan subsidi karena dana dari kementerian sangat terbatas. Apabila dana yang dialokasikan untuk subsidi tarif tiket dari kementerian habis, maka mereka harus membeli tiket dengan tarif normal" jelas Rettop.


Lanjut Rettop, dengan tingginya permintaan tiket ke sejumlah daerah di Pedalaman Papua dikhawatirkan sebelum tahun ini berakhir quota subsidi tarif tiket habis. Dengan demikian masyarakat tidak lagi mendapatkan tarif tiket dengan harga subsidi melainkan harga normal.


"Kami harap pemda-pemda dapat mengalokasikan dananya untuk subsidi penerbangan karena masyarakat sangat terbantu dengan adanya subsidi tersebut," ungkap Rettop.


Kementerian Perhubungan dalam beberapa tahun ini telah memberikan subsidi tarif tiket untuk penerbangan perintis ke sejumlah daerah di Pedalaman Papua seperti Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya.


Masyarakat merasa sangat terbantu denga subsidi ini karena tarifnya dapat terjangkau. Apabila dengan penerbangan normal, mereka harus membayar 1,5 hingga 2 juta rupiah sementara dengan adanya subsidi tersebut mereka hanya membayar ratusan ribu. 


Editor: Antonius Eko 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!