NASIONAL

Lagi, Presiden Jokowi Klaim Stok Beras Aman dan Harga Turun

Presiden juga meminta wartawan mengecek sendiri harga beras ke pasar-pasar untuk membuktikan harganya sudah turun di sejumlah pasar.

AUTHOR / Astri Septiani, Hoirunnisa, Zainudin Syafari

Lagi, Presiden Jokowi Klaim Stok Beras Aman dan Harga Turun
Ilustrasi: Antrean warga membeli beras di Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (29/2/2024). (Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra)

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo memastikan stok beras nasional aman. Kepastian itu disampaikan Jokowi menanggapi pertanyaan wartawan soal harga sejumlah komoditas pangan yang naik selama beberapa hari, seperti beras hingga telur ayam.

Jokowi mengaku, persiapan stok pangan menjelang Lebaran, menjadi perhatian pemerintah. Hal itu ia sampaikan dalam keterangan pers menjelang keberangkatan ke Melbourne Australia untuk menghadiri KTT ASEAN-Australia.

"Ini mau Lebaran sehingga persiapan-persiapan mengenai ketersediaan, utamanya bahan pokok itu menjadi sangat penting. Untuk beras saya kira stoknya enggak ada masalah, dan bahan-bahan lainnya nanti secara detail saya lihat di lapangan," kata Jokowi di Pangkalan TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, (04/03/24).

Jokowi kembali mengeklaim harga beras di sejumlah pasar seperti Pasar Cipinang, Pasar Johar, di Karawang, sudah mulai turun. Ia juga berharap panen raya yang kemungkinan akan terjadi sebulan ke depan bakal membuat harga beras turun.

"Saya kira harga itu akan turun banyak. Gabah juga saya mendapat informasi di lapangan sudah turun, tetapi juga turunnya jangan drastis, karena petani juga perlu diberikan ruang keuntungan," kata dia.

Presiden juga meminta wartawan mengecek sendiri harga beras ke pasar-pasar untuk membuktikan harganya sudah turun di sejumlah pasar. Ia juga mengeklaim, terus mengecek perkembangan harga beras, setiap hari.

"Ditanyakan saja. Tolong berbondong-bondong ke pasar induk beras Cipinang dan juga ke pasar beras di Pasar Johar Kerawang, dilihat di lapangan, sudah turun. Tapi, memang itu tidak merepresentasikan harga-harga di seluruh tanah air, di beberapa provinsi. Coba dicek semuanya, dicek langsung, jangan ditanyakan ke saya," pungkasnya.

Jokowi menambahkan, "Meskipun saya tahu setiap hari harga itu naik turunnya saya tahu, tapi tolong jangan terus ditanyakan ke saya, cek di lapangan sendiri, berbondong-bondong ke sana, ya," pungkasnya.

Tiga Hal

Sementara itu, di hari yang sama dalam konteks berbeda, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong pemda melakukan tiga upaya untuk mengendalikan harga bahan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah.

Pertama, terus melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) bersinergi dengan Perum Bulog dan sejumlah asosiasi pangan yang ada di setiap daerah-daerah. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut hal itu arahan dari Presiden Joko Widodo.

"Gerakan pangan murah, saya minta tolong teman-teman semua daerah bisa melakukan gerakan pangan murah. Di sini ada Bulog, ID Food, asosiasi, mohon nanti teman-teman Bulog bisa menyampaikan bahwa stok di daerah semua cukup dan bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah. yang kedua bersinergi dengan tim pengendali inflasi daerah," ujar Arief dalam Rakor Bapanas, Senin, (4/3/2024).

Selanjutnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi meminta pemda bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Ketiga, memantau harga, baik di pasar induk, pasar tradisional, dan juga pasar ritel modern.

Arief menilai, harga perlu terus dipantau, sebab kerap terjadi fluktuasi menjelang Ramadan. Pemantauan pasar penting dilakukan agar memastikan beras dijual dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp10.900.

“Supaya kita bisa sama-sama memastikan harga harga ini memang benar adanya, tidak terlalu tinggi, karena biasanya baru ada kata jelang Lebaran harga itu sudah naik,” jelas Arief.

Arief mengatakan pemerintah pusat melalui lintas kementerian dan lembaga akan terus memonitor dan mengevaluasi ke daerah.

"Sehingga nanti masyarakat bisa menjangkau harga dan beribadah (puasa) dengan nyaman," kata Arief.

Harga Beras Melambung di Lumbung

Laporan kontributor KBR di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), harga beras medium dijual di kisaran Rp15-16 ribu per kilogram. Sementara, beras premium dijual Rp17-18 ribu per kilogram. Padahal, selama ini NTB dikenal sebagai provinsi lumbung pangan.

Kepala bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Lalu Mirza Amir Hamzah meminta masyarakat tetap tenang dan tidak beli panik atau panic buying menyikapi kenaikan beras selama beberapa bulan ini. Sebab, sebagian petani di NTB sudah mulai memanen padinya di awal Maret.

Kata dia, panen sudah mulai dilakukan di hampir semua kabupaten/kota di NTB. Bahkan, pada awal Maret, menjadi pintu masuk panen raya. Di bulan ini, proyeksi gabah kering giling yang dihasilkan sekitar 204 ribu ton.

"Setiap bulan sebenarnya ada yang panen. Nah, kalau di bulan Maret ini sebenarnya kita sudah mulai memasuki awal panen raya. Ada potensi panen yang cukup besar. Di NTB luas area potensi panen mencapai 39.825 hektare,” kata Lalu Mirza Amir Hamzah, Minggu, 3 Maret 2024.

Lalu Mirza mengatakan, akibat El Nino, petani terlambat dua bulan menanam padi, sehingga panen raya menjadi ikut mundur. Tahun lalu, panen raya dilakukan Februari, tahun ini terjadi pada Maret hingga akhir Juni.

Sementara itu Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi berharap, panen padi di seluruh kabupaten/kota se-NTB mampu menyediakan stok bahan baku di dalam daerah, dan membuat NTB selalu menjadi daerah surplus atau swasembada beras.

Hasil surplus tersebut dapat memberikan kontribusi bagi daerah-daerah lain di yang masih kekurangan beras.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!