NUSANTARA

Kurangi Sampah Plastik, UMM Bagikan Daging Kurban dengan Wadah Ramah Lingkungan

"Kresek dari bahan kimia, kemungkinan besar bisa mencemari daging,”

AUTHOR / Eko Widianto

EDITOR / Rony Sitanggang

Kurangi sampah plastik UMM bagikan daging kurban Iduladha dalam wadah besek
Kurangi sampah plastik UMM bagikan daging kurban Iduladha dalam wadah besek, Senin (17/06/24). (KBR/Eko W.)

KBR, Malang-  Panitia Iduladha Universitas Muhammadiyah Malang, UMM Jawa Timur mengusung konseap Iduladha hijau. Daging kurban dikemas dalam wadah ramah lingkungan. Daging diwadahi besek, wadah dari anyaman bambu dengan beralas daun singkong. 

Panitia kurban UMM UMM Akhis Soleh Ismail menjelaskan jika daun singkong juga kaya manfaat. Berfungsi untuk menyerap air dan membuat daging lebih awet dan terjaga kesegarannya.

Sebaliknya, Akhis juga dosen Fakultas Peternakan UMM menjelaskan daging yang dibungkus plastik atau tas kresek bisa mempengaruhi kualitas daging. Terutama jika menggunakan kresek daur ulang. Total disediakan besek wadah daging sebanyak 500 buah.

“Daun singkong tinggi senyawa vinolik, kayak tanin. Senyawa memiliki gugus fenol berfungsi untuk antioksidan. Dengan diberikan antioksidan, harapannya daging yang diberikan bisa tertunda proses oksidadi. Otomatis, tingkat keawetannya semakin panjang. Kresek dari bahan kimia, kemungkinan besar bisa mencemari daging," urai Akhis. 

Akhis memastikan tetap mengusung Iduladha hijau setiap tahun. 

Ia berharap konsep wadah daging ramah lingkungan menginspirasi panitia kurban lain. Lantaran timbulan sampah plastik terus menumpuk saban tahun. Bahkan mencemari sungai dan laut.

Baca juga:

Sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan surat edaran Iduladha tanpa sampah plastik kepada Gubernur, Bupati dan Wali Kota. Kementerian memperkirakan timbunan sampah plastik dalam Iduladha 2024 mencapai 608 ton.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!