NUSANTARA

Kebakaran Meluas, Taman Nasional Baluran Ditutup

“Masih ditutup sampai tanggal 30 September sesuai edaran,"

AUTHOR / Hermawan Arifianto

kekeringan
Ilustrasi: Kebakaran di Taman Nasional Baluran pada 2018. (KBR/Hermawan)

KBR, Situbondo- Otoritas Balai Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, menyatakan kebakaran hutan di wilayah tersebut terus meluas. Menurut Juru Bicara Balai Taman Nasional Baluran Situbondo, Joko Mulyono, Hingga Kamis (28/9/2023), kebakaran hutan mencapai 160,66 hektare, dari sehari sebelumnya yang sekitar 88,66 hektare. Kata dia, area hutan yang terbakar berada di kawasan Gunung Baluran.

Kata Joko, kebakaran hutan di Taman Nasional Baluran ini, terjadi sudah sejak tiga hari ini. Petugas Balai Taman Nasional Baluran hingga saat ini masih berusaha memadamkan api di lokasi kebakaran yang berada di lereng gunung.

“Masih ditutup sampai tanggal 30 September sesuai edaran, tapi kalaupun hari ini, atau besok sudah kondusif dan sudah dinyatakan sudah tidak ada titik api kemungkinan bakal dibuka sebelum tangal 1 Oktober. Tapi kalau misalkan masih ada titik api kemungkinan teman-teman masih terforsir ke atas,” ujar Juru Joko Mulyono saat dikonfirmasi melalui telpon,   Kamis (28/9/2023).

Baca juga:

- BNPB: Ada 59 Bencana dalam Sepekan, Terbanyak Karhutla

- Pemerintah Lamban Mengatasi Karhutla?

Juru Bicara Balai Taman Nasional Baluran Joko Mulyono mengakui, petugas sedikit mengalami keslutian untuk memadamkan api karena selain embusan angin yang cukup kencang, meden di lokasi kebakaran juga cukup terjal. Sehinggi membutuhkan waktu cukup lama untuk memadamkan api.

Balai Taman Nasional Baluran, menutup sementara, kawasan Taman Nasional Baluran untuk umum. Hal itu dilakukan untuk memudahkan mobilitas petugas mengatasi kebakaran hutan di kawasan tersebut. Penutupan sementara ini diberlakukan hingga Sabtu, 30 September 2023.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!